KURASI MEDIA – Irjen Pol Rudi Setiawan kembali ke Surabaya. Mantan Kapolrestabes Surabaya itu kembali ke Kota Pahlawan bukan untuk tugas kepolisian. Pria yang kini menjabat Kapolda Jabar itu datang ke Surabaya untuk menyelesaikan studinya. Senin pagi, 3 November 2025, Rudi menjalani sidang sidang terbuka promosi doktoralnya.
Selama menjadi Kapolrestabes Surabaya, Rudi dikenal dekat dengan berbagai kalangan. Tak ayal, banyak yang menyempatkan hadir ke sidang terbuka promosi doktoralnya. Dari kalangan pejabat ada Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan, Eksekusi KPK, dan Asep Guntur Rahayu.
Sidang terbuka promosi doktoral mantan Direktur Penyidikan KPK itu juga dihadiri pentolan Bonek. Ia memang sangat dekat dengan Bonek. Rudi bahkan ketika dipindahtugaskan ke luar Surabaya masih sering menjamu Bonek ketika melakoni away ke luar Surabaya. Bahkan, Presiden Persebaya Azrul Ananda terlihat turut menghadiri sidang doktoral Rudi.
Baca Juga:Jin Dasim Ramai Diperbincangkan di TikTok, Netizen Heboh Bahas Sosok Misterius IniSinopsis The Manipulated, Drakor Baru Ji Chang Wook dan D.O. EXO yang Penuh Plot Twist
Mengambil judul disertasi Cerita Dari Mesuji: Studi Fenomenologi tentang Menjadi Polisi di Daerah Konflik. Dalam disertasinya itu, Rudi merangkum disertasinya dengan kegelisahan.
Polisi di Kabupaten Mesuji, Lampung memang punya setumpuk tantangan di lapangan. Di tengah konflik lokal yang kuat. Di antara sengketa lahan warga dan perusahaan. Dan masih ditambah dengan ketidakpercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian dan pemerintah.
Rudi memang punya kedekatan dengan tempat yang ditelitinya. Ia pernah menjadi Wakapolda Lampung. Ia juga pernah menjadi Wakapolda Sumatera Selatan (Sumsel). Wilayah Mesuji memang berbatasan antara Lampung dan Sumsel.
”Masyarakat lebih percaya pada penyelesaian kekerasan,” celetuknya. ”Polisi di Mesuji, tak hanya bekerja di dunia luar, fisik. Tapi mereka juga bekerja di batinnya sendiri,” kata Rudi di podium di Ruang Adi Sukadana FISIP Universitas Airlangga.
Konflik di Mesuji memang pelik. Konflik agraria di sana bersanding dengan konflik SARA. Warga Mesuji memang berasal dari berbagai latar belakang suku. Para pendatang kebanyakan merupakan para transmigran dari Jawa dan Bali.
Kondisi itu membuat Rudi tertarik menyelami pengalaman polisi sebagai individu yang bertugas di Mesuji. Daerah yang sarat akan konflik dan kekerasan. Ada 20 polisi yang menjadi subjek penelitian Rudi. Dari sana, ia kemudian menggunakan pendekatan teori Fenomenologi yang digagas Albrecht Husserl. ”Saya ingin menyelami masalah ini dengan pendekatan pelaku. Bukan orang luar. Dalam hal ini, polisi itu sendiri,” ucap alumnus Akpol 1993 itu.
