KURASI MEDIA — Dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina kembali menggaung kuat melalui gelaran Asia Pacific Dialogue for Palestine: Synergy of Research and Diplomacy yang digelar di Gedung Nusantara IV, Kompleks DPR RI, Jumat (8/11/2025).
Forum internasional ini menjadi ruang penting untuk memperkuat sinergi antara kajian akademik dan diplomasi kemanusiaan di kawasan Asia–Pasifik, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang konsisten menyuarakan keadilan bagi Palestina.
Acara ini mendapat dukungan penuh dari DPR RI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta menggandeng sejumlah lembaga yang selama ini berada di garis depan isu Palestina. Palestine Research Center (PRC) mengambil peran strategis dengan memperluas jaringan peneliti dan diplomat lintas negara, memastikan isu kemerdekaan Palestina terus diperjuangkan melalui pendekatan ilmiah dan kolaborasi berkelanjutan.
Baca Juga:Jambore Nasional Honda ADV Indonesia Keempat Digelar di Kuningan Jawa BaratTata Cara Sholat Istikharah Lengkap dan Keutamaannya bagi Umat Muslim
Tidak hanya itu, kehadiran Wakaf Salman bersama organisasi pemuda dan intelektual seperti PEMUDA ICMI, Sekolah Pemikiran Islam (SPI), MITI KM, PKU Gontor, termasuk berbagai komunitas akademik dan sosial lainnya, semakin menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina berasal dari banyak lapisan masyarakat. Keterlibatan lintas organisasi ini menggambarkan bahwa solidaritas Indonesia bagi Palestina tidak pernah surut.
Pembukaan acara berlangsung khidmat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan, diikuti pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Heri Sanjaya dan doa oleh H. Mohammad Faisal. Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti ruang sidang, menjadi simbol kuat bahwa keberpihakan Indonesia terhadap Palestina bukan hanya retorika, tetapi bagian dari komitmen moral dan kemanusiaan bangsa.
Dalam sambutannya, perwakilan dari DPR RI, MUI, dan PRC menggarisbawahi pentingnya memadukan riset akademik dengan upaya diplomasi internasional. Kolaborasi ini dinilai menjadi kekuatan strategis untuk menguatkan posisi Indonesia dalam menyuarakan isu kemanusiaan di kawasan Asia–Pasifik. Lewat pendekatan berbasis data, penelitian, dan jejaring global, perjuangan untuk Palestina dapat dilakukan dengan lebih sistematis dan berdampak jangka panjang.
Setelah sesi pembukaan, rangkaian acara dilanjutkan dengan Seminar Ilmiah Palestine Research Center 2025, yang menjadi ruang bagi para peneliti memaparkan kajian terbaru terkait dinamika Palestina. Tahun ini, PRC menerima 120 abstrak dan memilih 80 full paper dari tujuh topik utama, yang tersebar dalam lima ruang presentasi yang terdiri dari:
