Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Pada ayat di atas, Allah menjanjikan bagi setiap orang yang bersyukur kepada-Nya akan ditambahkan kenikmatan.
Adapun yang dimaksud kenikmatan di sini ialah tambahnya kenikmatan duniawi dan kenikmatan spiritual.
Kenikmatan duniawi berupa rasa tenang dan positif sehingga bisa meningkatkan produktifitas seorang muslim.
Baca Juga:Perusahaan Data Center NeutraDC Jalin Kerja Sama dengan AMD Perkuat Infrastruktur AI di Asia TenggaraMenkop Siapkan Embrio Hub Kopdes Merah Putih Sebagai Pusat Konsolidasi dan Interkoneksi
Sedangkan kenikmatan spiritual berupa ketenangan dan rasa cinta kepada Allah Swt sehingga bisa meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
Dengan memperoleh kenikmatan keduanya, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam hal ini, Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsir Marah Labid jilid I hal 66 menjelaskan:
وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الْجِسْمَانِيَّةِ أَنَّ كُلَّ مَنْ كَانَ اشْتِغَالُهُ بِشُكْرِ نِعَمِ اللهِ أَكْثَرَ كَانَ وُصُوْلُ نِعَمِ اللهِ إِلَيْهِ أَكْثَرَ، وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الرُّوْحَانِيَّةِ أَنَّ النَّفْسَ إِذَا اشْتَغَلَتْ بِمُطَالَعَةِ أَنْوَاعِ فَضْلِ اللهِ وَإِحْسَانِهِ أَوْجَبَ ذَلِكَ الْاِشْتِغَالَ تَأَكُّدَ مَحَبَّةِ الْعَبْدِ لِلهِ تعالى، ثُمَّ قَدْ يَتَرَقَّى الْعَبْدُ مِنْ ذَلِكَ الْحَالَةِ إِلَى أَنْ يَصِيْرَ حُبُّهُ لِلْمُنْعِمِ شَاغِلًا لَهُ عَنِ الْاِلْتِفَاتِ إِلَى النِّعَمِ فَالشُّكْرُ مَقَامٌ شَرِيْفٌ يُوْجِبُ السَّعَادَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا
Artinya: “Bertambahnya kenikmatan duniawi dapat diperoleh orang yang menyibukkan dirinya untuk bersyukur kepada Allah, sehingga ia mendapatkan nikmat lebih banyak dari-Nya. Sedangkan tambahnya nikmat spiritual dengan menyibukkan diri melihat berbagai macam anugerah dan kebaikan Allah sehingga menambahkan rasa cinta kepada Allah. Dengan keduanya, seorang hamba akan mengalami kenaikan level hingga rasa cintanya kepada Allah yang memberikan kenikmatan akan memalingkannya dari nikmat-nikmat lainnya. Rasa syukur merupakan kedudukan mulia yang dapat mendatangkan kebahagiaan baik agama maupun dunia”.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Lebih lanjut, dalam hal ini terdapat 2 (dua) tanda seseorang muslim yang dicabut rasa syukur dari hatinya, yaitu: Pertama, mudah mengeluh dan sulit menerima takdir.
Orang yang kehilangan rasa syukur akan selalu melihat kekurangan dalam hidupnya dan tidak pernah puas terhadap pemberian.
Padahal dalam bersyukur, tidak perlu menunggu banyak harta untuk membiasakan bersedekah dan tidak perlu menunggu tua untuk bisa bermanfaat kepada sesama. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
Artinya: “Barangsiapa yang tidak bersyukur akan yang sedikit, maka tidak akan bersyukur saat banyak dan barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR. Ahmad bin Hanbal)
Baca Juga:Pertamina Dorong Kemandirian Siswa SMA Lewat Ajang Ganti Oli Gratis di Seluruh Indonesia
Kedua, tidak memanfaatkan nikmat yang ada untuk melakukan ketaatan. Syukur merupakan gabungan dari pengetahuan, sikap dan perbuatan seseorang yang dilandaskan pada nikmat yang telah Allah berikan.
