Meskipun begitu, Iswandi menyebut jika peta ini belum bisa langsung digunakan sebab masih perlu dikembangkan menjadi Peta Gempa Maksimum dan digabung dengan Peta Fragility.
“Untuk mendapatkan nantinya peta gempa maksimum yang dipertimbangkan dengan risiko tertarget atau sering kita kenal dengan sebutan MCER,” dia melanjutkan.
Sementara itu, BMKG mencatat ada dua zona megathrust yang dapat menjadi bom waktu. Masing-masing adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Baca Juga:Daftar Nomor Darurat BPBD dan Damkar di Seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa BaratBandung Barat Perkuat Kesiapsiagaan Peternak dari Ancaman Gempa
Megathrust Selat Sunda terakhir melepaskan energinya tahun 1757. Sementara Megathrust Mentawai-Siberut belum aktif sejak gempa terkahir tahun 1797.
“Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar, karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai,” imbau BMKG, beberapa saat lalu.
Kendati perlu diwaspadai, BMKG menegaskan jika tidak ada yang bisa meramal kapan pastinya zona tersebut melepas energinya.
“Tinggal menunggu waktu bukan ramalan. Kalimat ini sering disalahartikan. Yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi. Bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat,” tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resminya. **
