KURASI MEDIA, Jakarta — Social listening menjadi instrumen strategis yang semakin krusial menjelang 2026, ketika dunia usaha dan para pengambil kebijakan dihadapkan pada lingkungan yang kian kompleks dan dinamis.
Ketidakpastian ekonomi global, dinamika politik, serta perubahan ekspektasi publik yang bergerak cepat di ruang digital membuat proses pengambilan keputusan tidak lagi dapat bergantung pada laporan historis dan intuisi manajerial semata.
Dalam konteks ini, social listening berperan penting dalam membantu eksekutif, investor, dan pembuat kebijakan memahami arah pasar, percakapan publik, serta sentimen masyarakat secara lebih akurat dan real time.
Baca Juga:BPJS Kesehatan Apresiasi Transformasi Digital RSUD JampangkulonBRI Peduli Salurkan Program “Ini Sekolahku” 2025 di Bandung, Perkuat Komitmen terhadap Pendidikan Dasar
Percakapan publik di media sosial kini menjadi refleksi awal dari perubahan perilaku konsumen, preferensi investor, hingga penerimaan masyarakat terhadap kebijakan atau inovasi baru. Melalui social listening, organisasi dapat menangkap dan menganalisis jutaan percakapan tersebut secara real time, sehingga memberikan gambaran yang lebih utuh tentang apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan diharapkan oleh publik.
Direktur PT Social Cerdas Indonesia (Social Quotient), Manbir Chyle, menegaskan bahwa di level pengambilan keputusan strategis, social listening berperan sebagai alat pembacaan risiko dan peluang.
“Di era yang tidak menentu, keputusan yang baik adalah keputusan yang berbasis pemahaman terhadap realitas publik. Social listening membantu para eksekutif melihat sinyal-sinyal awal perubahan sentimen pasar dan masyarakat, sehingga strategi bisnis, investasi, maupun kebijakan dapat disusun secara lebih presisi,” ujar Manbir.
Dalam konteks bisnis dan investasi, data percakapan publik sering kali menjadi indikator awal sebelum perubahan tersebut tercermin dalam laporan keuangan atau data makro. Sentimen masyarakat terhadap sektor industri tertentu, respons terhadap kebijakan ekonomi, atau persepsi terhadap inovasi produk dapat memengaruhi kepercayaan pasar secara signifikan. Dengan memanfaatkan social listening, pimpinan perusahaan dan investor dapat menyesuaikan strategi ekspansi, alokasi modal, serta manajemen risiko secara lebih proaktif.
Manbir menambahkan bahwa banyak keputusan strategis kini diambil berdasarkan kemampuan membaca arah sentimen, bukan sekadar angka masa lalu.
“Social listening memberi konteks di balik data. Ia membantu menjawab pertanyaan mengapa sebuah sektor mendapatkan dukungan publik, atau mengapa sebuah kebijakan memicu resistensi. Pemahaman ini krusial bagi eksekutif dalam menyiapkan langkah jangka menengah dan panjang menuju 2026.”
