KURASI MEDIA – Drama Korea Taxi Driver Season 3 kembali menyajikan cerita yang menggugah lewat episode 7 dan 8. Kali ini, konflik yang dihadirkan tidak sekadar soal menghukum pelaku kejahatan, tetapi mempertanyakan kegagalan sistem hukum dalam melindungi korban. Dua episode ini menempatkan Rainbow Taxi di posisi yang semakin sulit, di mana batas antara keadilan dan balas dendam kian kabur.
Kasus yang diangkat menggambarkan kejahatan terstruktur yang dilindungi kekuasaan. Korban tidak hanya kehilangan keadilan, tetapi juga harapan. Dalam situasi seperti ini, Rainbow Taxi kembali hadir sebagai jalan terakhir bagi mereka yang tak terdengar suaranya.
Rainbow Taxi vs Sistem: Pertarungan yang Tidak Seimbang
Episode 7–8 menegaskan bahwa musuh utama Rainbow Taxi bukan hanya pelaku kejahatan, melainkan sistem yang memungkinkan kejahatan tersebut terus terjadi. Para pelaku memiliki jaringan, perlindungan, bahkan celah hukum yang membuat mereka nyaris tak tersentuh.
Baca Juga:Raih Rating Tinggi, 4 Drakor Thriller Ini Siap Bikin Deg-degan yang Nonton4 Pilihan Drakor Desember 2025, No 2 yang Paling Banyak Ditunggu
Hal ini membuat setiap langkah balas dendam terasa lebih berisiko. Rainbow Taxi tidak lagi hanya melawan individu, tetapi struktur kekuasaan yang saling mengunci satu sama lain. Ketegangan meningkat karena satu kesalahan kecil bisa membongkar identitas mereka.
Kim Do Gi dan Beban Moral Balas Dendam
Kim Do Gi (Lee Je-hoon) berada di pusat dilema moral. Di episode ini, Do Gi tidak digambarkan sebagai pahlawan tanpa luka. Ia justru tampak semakin terbebani oleh setiap misi yang dijalankan. Balas dendam bukan lagi kepuasan, melainkan tanggung jawab berat yang harus ia pikul demi korban.
Lee Je-hoon berhasil menampilkan emosi Do Gi dengan subtil. Tatapan kosong, dialog singkat, dan jeda hening menjadi bahasa emosi yang kuat, memperlihatkan konflik batin antara kemarahan, empati, dan kelelahan.
Peran Tim: Solidaritas di Tengah Ancaman
Tim Rainbow Taxi tampil solid, namun tekanan eksternal semakin terasa. Go Eun dan anggota tim lainnya tidak hanya bertugas secara teknis, tetapi juga menjadi penyeimbang emosional Do Gi. Di sisi lain, ancaman terbongkarnya operasi ilegal mereka mulai mengintai, menambah ketegangan internal.
Dinamika tim terasa lebih realistis. Ada perbedaan pandangan, kekhawatiran, dan risiko yang harus ditanggung bersama. Hal ini membuat cerita terasa lebih manusiawi dan tidak hitam-putih.
