Social Quotient Paparkan Optimisme Tinggi Ekonomi Indonesia, Namun Tiga Isu Kritis Menjadi Tantangan Nyata

Social
Social Quotient Paparkan Optimisme Tinggi untuk Ekonomi Indonesia, Namun Tiga Isu Kritis Menjadi Tantangan Nyata
0 Komentar

Kedua, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta sejak Agustus lalu tidak hanya dirasakan sebagai gangguan operasional, tetapi juga memunculkan persepsi risiko sistemik. Warganet menilai ketidakpastian pasokan energi berpotensi menjadi sinyal negatif bagi investor asing yang menuntut stabilitas dan kepastian usaha.

Ketiga, isu ketenagakerjaan menjadi titik paling sensitif dalam percakapan publik. Kekhawatiran terhadap tingginya ketergantungan pada sektor informal dan UMKM yang dinilai rentan, serta maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor, memicu kecemasan sosial. Desakan untuk meninjau ulang kebijakan upah minimum pun menguat sebagai bagian dari harapan peningkatan kesejahteraan pekerja.

Temuan ini menyampaikan pesan jelas bagi seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, pelaku usaha, maupun investor, bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% bukan semata persoalan angka makro, melainkan kemampuan menjawab kegelisahan mikro di tingkat masyarakat. Transformasi dan akselerasi hanya akan bermakna jika mampu menyentuh persoalan nyata, mulai dari keamanan energi, penciptaan lapangan kerja berkualitas, hingga pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Baca Juga:Membaca Arah Pasar & Kebijakan 2026, Social Quotient Yakini Social Listening Jadi Fondasi Keputusan EksekutifHonda Tampil Memikat di Social Chic 2025 Bandung, Hadirkan Scoopy x Paddy dan Promo Potongan Hingga Rp4,3 Juta

Manbir Chyle, Direktur Social Quotient, menegaskan pentingnya social listening dalam proses perumusan kebijakan. “Data ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan harapan dan kegelisahan 277 juta jiwa. Mendorong mesin pertumbuhan ekonomi tanpa mendengarkan suara publik ibarat membangun menara tinggi tanpa pondasi yang kokoh. Social listening menjadi alat penting untuk merumuskan kebijakan yang empatik, responsif, dan tepat sasaran.”

Paparan Social Quotient ini diharapkan menjadi landasan berbasis data yang kuat bagi diskusi dan perumusan aksi kolaboratif sekaligus mengarahkan upaya bersama menuju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkeadilan dan berkelanjutan.

Big Alpha Business Summit 2025 menghadirkan sejumlah tokoh ekonomi dan bisnis nasional. Akan ada speech dari Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Salahuddin Uno, Shinta Widjaja Kamdani. Kemudian Unfiltered Live bersama Pandu Sjahrir, serta diskusi panel “Navigating Transformation and Acceleration Through Business, Investment and Social Impact” yang menghadirkan Bobby Gafur Umar, Ali Setiawan, dan Cinta Laura Kiehl, dengan Aline Wiratmaja sebagai moderator. Panel ini dirancang untuk merangkai perspektif bisnis dan industri, mesin kapital, serta fondasi sosial ke dalam satu narasi pertumbuhan yang saling terhubung.

0 Komentar