KURASI MEDIA – Kabar terbaru datang dari Aplikasi penghasil uang AMG Pantheon, dimana baru saja mengeluarkan pengumuman bahwa aplikasi menerapkan pembayaran pajak bagi anggotanya yang mau melakukan penarikan.
Aplikasi AMG Pantheon ini sangat viral di Pulau Buton Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kabupaten Baubau. Penyebaran aplikasi ini sangat masiv, dalam waktu beberapa bulan saja sudah ribuan orang yang bergabung karena percaya dengan aplikasi yang diklaim sebagai penghasil uang ini.
Para manajernya juga langsung mendirikan kantor cabang baru di beberapa lokasi, pertemuan internal juga sering dilakukan untuk promosi dan sosialisasi perekrutan member baru.
Baca Juga:Nonton Drama China Berhadiah Umroh, Benarkah Aplikasi Short Pro Aman Digunakan? Hanya Upload Foto di Aplikasi MBA Bisa Hasilkan Uang Hingga Jutaan Rupiah, Benarkah Aman?
Dari video yang beredar di media sosial, leader aplikasi ini bahkan sudah melakukan pertemuan dengan pihak Pemerintahan Kota Baubau untuk menjelaskan sistem kerja aplikasi ini, juga ke pihak Polres Baubau karena aplikasi ini sangat viral dan banyak masyarakat yang menjadi anggotanya.
Namun siapa sangka, aplikasi yang digadang-gadang sebagai penghasil uang dan berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat ini, ternyata terindikasi sebagai penipuan, karena terbukti menggunakan skema ponzi yang berbahaya.
Kini aplikasi sudah mulai susah untuk melakukan With Draw (WD) atau penarikan, bahkan menerapkan syarat harus membayar pajak jika ingin WD berhasil.
Dengan kondisi ini, sudah bisa dipastikan bahwa aplikasi AMG Pantheon merupakan penipuan, karena pola ini sama persis dengan aplikasi moneygame ponzi sejenis yang sudah terbukti scam.
Polanya selalu sama, diawali dengan promo berhadiah agar para penggunanya berlomba-lomba melakukan deposit untuk mendapat bonus besar, setelah banyak yang deposit dan waktunya penarikan hadiah, tiba-tiba aplikasi tidak bisa lagi melakukan penarikan, kemudian menerapkan pajak sebagai salah satu syaratnya, ada juga yang menerapkan verifikasi akun atau KYC.
Disini aplikasi mulai mempermainkan psikologis penggunanya yang galau antara membayar pajak atau tidak, padahal, saldo milik anggotanya sudah tidak akan bisa ditarik sampai kapanpun meski sudah membayar pajak.
Karenanya sudah banyak yang memprediksi bahwa aplikasi akan tumbang dalam waktu dekat, bisa jadi diakhir tahun 2025 ini atau paling lama awal tahun 2026.
