Benarkah Air Hujan Bisa Menyebabkan Pusing Kepala

Ilustarsi orang sedang menggunakan payung karena berlindung dari air hujan (doc.antaranews.com)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Pernahkah setelah hujan kamu mengalami sakit kepala? Jika ya, tentu kamu penasaran apa penyebabnya.

Sakit kepala adalah kondisi umum yang biasanya dirasakan sebagai sensasi nyeri atau ketidaknyamanan di sekitar kepala. Intensitasnya bisa ringan hingga berat, dan bisa bersifat kronis atau episodik.

Terdapat dua jenis, yakni sakit kepala primer (termasuk migrain, sakit kepala tipe tegang, sakit kepala hipnik, dan sakit kepala cluster) dan sakit kepala sekunder (disebabkan oleh kondisi medis lain seperti tumor otak).

Baca Juga:Segera Rilis Film Buya Hamka Vol.2! Cek Sinopsis dan Jadwal Tayangnya!Nilai Tukar Rupiah Hari ini Terhadap Dolar AS

Namun, apa kaitannya air hujan dengan sakit kepala? Mari simak penjelasannya!

Pemicu terkait cuaca yang umum adalah perubahan tekanan barometrik yang cepat akibat badai. Tekanan barometrik, atau berat udara, turun saat cuaca lembap dan meningkat saat cuaca kering.

Perubahan ini dapat menciptakan tekanan di sinus, menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi, dan akhirnya menyebabkan sakit kepala. Cuaca yang berubah dapat memperburuk sakit kepala atau migrain yang sudah ada, menurut laman Nebraska Medicine.

Dilansir dari National Health Service, jika kamu rentan terhadap sakit kepala, kamu mungkin akan menyadari bahwa cuaca mendung, kelembapan tinggi, kenaikan suhu, dan badai dapat memicu sakit kepala.

Perubahan tekanan yang menyebabkan perubahan cuaca diduga memicu perubahan kimia dan listrik di otak, yang kemudian merangsang saraf dan memicu sakit kepala.

Tekanan barometrik merujuk pada tekanan udara atau jumlah gaya yang diterapkan ke tubuh dari udara. Karena sinus kita terisi udara, perubahan tekanan apa pun bisa menyebabkan sakit kepala, menurut Healthline.

Ketika tekanan barometrik turun secara tiba-tiba, ini menciptakan perbedaan tekanan antara udara luar dan di dalam sinus, yang dapat menyebabkan rasa sakit. Efek serupa dapat terjadi saat berada di pesawat, di mana perubahan tekanan saat lepas landas dapat menyebabkan sensasi telinga meletup atau nyeri.

Baca Juga:Harga Saham Menguat! Cek 7 Rekomendasi Saham Disini!Kemudahan Payleter Membuat Gen Z Menjadi Implusif

Sebuah studi di Jepang bahkan mengamati penjualan obat sakit kepala, loxoprofen. Penelitian ini menunjukkan hubungan antara peningkatan penjualan obat dan perubahan tekanan barometrik. Para peneliti menyimpulkan bahwa penurunan tekanan barometrik dapat menyebabkan peningkatan kejadian sakit kepala (International Journal of Biometeorology, 2014).

0 Komentar