KURASI MEDIA – Sebuah fitur WhatsApp yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar sebagai respons terhadap pencarian pengguna telah menjadi kontroversi karena menghasilkan gambar senjata atau anak laki-laki yang memegang senjata ketika diminta dengan kata-kata seperti “Palestina” atau “anak laki-laki Muslim Palestina”.
Penggunaan WhatsApp dengan istilah-istilah seperti “Israel” atau “tentara Israel” tidak menghasilkan gambar dengan senjata. Namun, ketika pengguna mencari istilah-istilah yang terkait dengan Palestina, seperti “Muslim Palestina” atau “Palestina”, hasil pencariannya menghasilkan gambar anak-anak yang memegang senjata.
Fitur WhatsApp ini telah dikritik oleh pengguna, terutama mereka yang mendukung Palestina, karena dianggap sebagai bentuk penyensoran dan bias.
Baca Juga:Erik ten Hag Atur Pertemuan Empat Mata dengan Pemain yang Tampil BurukFitur Baru WhatsApp: Kontrol Video Maju dan Mundur yang Mirip YouTube
Banyak pengguna juga mengeluhkan tindakan Meta, pemilik WhatsApp, Instagram, dan Facebook, yang dianggap menerapkan kebijakan moderasi yang tidak adil. Mereka mengklaim bahwa konten mereka dihapus atau disembunyikan tanpa penjelasan, dan melihat penurunan tajam dalam keterlibatan dengan postingan mereka. Meta telah mengakui masalah ini dan menyatakan bahwa mereka sedang berusaha memperbaikinya.
Kasus WhatsApp ini terjadi saat Meta sedang dalam tekanan atas kebijakan kontennya terkait konflik Israel-Palestina. Pada bulan Mei 2021, serangan Israel di Gaza menuai kritik terhadap Meta, dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia Palestina.
Sebuah laporan menyimpulkan bahwa tindakan Meta dapat merugikan hak-hak pengguna Palestina, termasuk kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, partisipasi politik, dan non-diskriminasi.
Meta telah berjanji untuk terus meningkatkan fitur-fitur AI mereka dan merespons umpan balik pengguna. Namun, seiring dengan penemuan ini, akan ada tekanan lebih lanjut pada perusahaan untuk memastikan bahwa algoritme mereka tidak memicu bias atau menghasilkan konten yang merugikan.
Meta juga harus berupaya untuk memastikan kebebasan berekspresi dan non-diskriminasi bagi semua pengguna, terlepas dari sudut pandang politik atau keyakinan mereka. Dalam mengatasi masalah ini, Meta harus menjaga transparansi dan memberikan penjelasan yang memadai kepada para pengguna yang merasa dipengaruhi oleh kebijakan dan fitur-fitur mereka.