Hari Ini Rupiah Menguat Akibat Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

Hari Ini Rupiah Menguat Akibat Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
Hari Ini Rupiah Menguat Akibat Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
0 Komentar

KURASI MEDIA –  Rully Nova, seorang Analis Bank Woori Saudara, mengatakan bahwa rupiah diperkirakan akan menguat pada perdagangan hari Jumat karena imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah.

“Rupiah diperkirakan akan menguat di kisaran Rp15.000 hingga Rp15.500 per dolar AS pada hari ini,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (22/12/23).

Ia mengatakan bahwa penguatan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh berlanjutnya tren penurunan imbal hasil obligasi AS di bawah 4%.

Baca Juga:Penderita Diabetes Tidak Miliki Pantangan Makanan? Ini Kata AhlinyaTernyata Aroma Parfume Bisa Mempengaruhi Suasana Hati dan Mental

Sementara itu, sentimen lain dari dalam negeri adalah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6%.

Suku bunga deposito juga dipertahankan pada level 5.25% dan suku bunga pada skema kredit dipertahankan pada level 6.75%.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga BI di level 6% sejalan dengan fokus Kebijakan Moneter yang Memperkuat Stabilitas untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah.

Keputusan ini juga mendukung langkah-langkah kehati-hatian dan berwawasan ke depan untuk memastikan bahwa inflasi tetap berada dalam sasarannya sebesar 2,5 plus atau minus 1% pada tahun 2024.

Lebih lanjut, Perry mengatakan bahwa apresiasi nilai tukar Rupiah akan terus berlanjut sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Nilai tukar Rupiah terapresiasi rata-rata sebesar 0.44% pada tanggal 20 Desember 2023 dibandingkan dengan tren pada bulan November 2023.

Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah menguat sebesar 0.37% dibandingkan dengan level pada akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan peso Filipina, rupee India, dan baht Thailand yang terdepresiasi 0,53 persen dan 0,85 persen.

0 Komentar