Ketahui Ini Cara Bedakan Gejala Serangan Jantung dan Maag, Jangan Sampai Salah!

Ketahui Ini Cara Bedakan Gejala Serangan Jantung dan Maag, Jangan Sampai Salah!
Ketahui Ini Cara Bedakan Gejala Serangan Jantung dan Maag, Jangan Sampai Salah!
0 Komentar

KURASI MEDIA – Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. Sally Aman Nasution SpPD-KKV, FINASIM, FACP membagikan beberapa tips kepada masyarakat agar dapat membedakan gejala serangan jantung dan gejala maag atau sakit maag.

“Salah satu cara untuk menguji apakah seseorang terkena maag atau serangan jantung adalah jika minum obat maag, ada perbaikan pada rasa sakitnya. Kalau serangan jantung, tentu tidak,” kata dokter Sally dalam diskusi daring dengan media, Selasa (28/11/23).

Sally menjelaskan, salah satu gejala serangan jantung dan sakit maag yang sering kali mirip adalah nyeri di area dada.

Baca Juga:Ini Tren Kuliner Makanan Masyarakat Indonesia yang Sering Dipesan Melalui Layanan Online EU Serukan Minta Percepat Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza

Lebih spesifik lagi, nyeri dada pada penderita sakit maag biasanya berhubungan dengan nyeri di bagian epigastrium, dan nyeri tersebut tidak menjalar.

Berbeda dengan serangan jantung, nyeri dada biasanya menyebar ke area sekitar arteri koroner yang tersumbat.

Sebagai contoh, jika arteri koroner kanan atas tersumbat, nyeri biasanya menyebar ke lengan dan bahu kanan.

Ini mungkin merupakan tanda pertama yang memungkinkan Anda membedakan antara serangan jantung dan gejala maag.

Selain itu, pasien harus mengingat kejadian sebelum merasakan nyeri dada untuk membedakannya dari gejala serangan jantung dan maag.

Jika pasien dengan nyeri dada memiliki riwayat makan terlalu lambat atau terlalu banyak yang menyebabkan produksi asam lambung, pasien mungkin memiliki gejala penyakit tukak lambung.

Jika pasien sebelumnya pernah mengalami nyeri dada setelah beraktivitas berat, seperti berolahraga di malam hari, mereka mungkin mengalami gejala serangan jantung.

Baca Juga:Menyedihkan! Seorang Anak Palestina Mengaku Dipukul Selama di Penjara Israel WHO Beri Peringatan Terhadap Penyakit Menular di Kamp Pengungsi Gaza

“Stres atau depresi secara fisik berarti ia melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti futsal atau tenis. Pembuluh darah tidak memompa darah dengan baik. Jika tidak bisa dikeluarkan, itu bisa memicu serangan jantung,” katanya.

Ia juga mengatakan, jika nyeri dada diikuti dengan gejala lain, seperti sakit kepala ringan, mual, atau keringat dingin, kemungkinan gejala serangan jantung semakin tinggi.

Menurutnya, jika gejala-gejala tersebut dirasakan, ada baiknya penderita segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari tenaga medis.

“Jika sudah seperti itu, pasien bisa menduga itu adalah gejala serangan jantung. Untuk penanganan yang tepat, bisa mencari fasilitas kesehatan terdekat agar penyebabnya bisa dipastikan oleh tenaga medis,” saran dokter Sally.

0 Komentar