Konser BMTH di Jakarta: Antara Euforia dan Kehancuran di Beach City International Stadium

Konser BMTH di Jakarta: Antara Euforia dan Kehancuran di Beach City International Stadium
"Tell all your friends. This is the end of everything." Kalimat ini tidak sekadar lirik lagu, melainkan pengalaman pahit para penggemar Bring Me The Horizon (BMTH) di konser mereka di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara
0 Komentar

KURASI MEDIA – “Tell all your friends. This is the end of everything.” Kalimat ini tidak sekadar lirik lagu, melainkan pengalaman pahit para penggemar Bring Me The Horizon (BMTH) di konser mereka di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara, Jumat (10/11).

Bait lagu AmEN! (2023) menjadi kenyataan tanpa penutup di akhir konser BMTH. Meski tanpa kibordis Jordan Fish, BMTH menggebrak BCIS dengan penampilan rock terkemuka. Para penggemar begitu dinantikan, dan stadion begitu menyatu dengan musik BMTH.

Dimulai dengan lagu Can You Feel My Heart, BMTH membuka pertunjukan dengan tata lampu dan visualisasi cyberpunk yang memukau. Venue bergetar dengan euforia penggemar, menyanyi lantang, dan ber-moshing ria.

Baca Juga:Review Film Sijjin 2023: Horor Indonesia yang Lahir dari Adaptasi Siccin, Meski Masih Terselip Kejanggalan5 Tips Pilih Ikan yang Fresh, Jangan Sampe Kena Tipu!

Oli Sykes memimpin dengan gaya pongahnya di atas panggung, seru, “Kami merindukan kalian! Apakah kalian merindukan kami?” Penggemar dewasa muda menyambut dengan antusias. “Kami sudah siap untuk mengguncang dunia kita!”

BMTH membawakan sejumlah lagu hits, seperti Happy Song (2015), Teardrops (2020), The House of Wolves (2013), MANTRA (2019), Dear Diary (2020), dan Parasite Eve (2020). Keterikatan terlihat saat Oliver Skyes memerintahkan wall of death, menciptakan momen epik.

Namun, kenikmatan itu terguncang saat Parasite Eve mengalami kendala teknis. Setlist berlanjut ke Shadow Moses (2013), Obey (2020), namun kendala teknis semakin menghantui saat DiE4u (2021) dinyanyikan.

Jedanya terbilang lama. Setelah 30 menit kekosongan di panggung, promotor muncul dan mengumumkan konser dibatalkan karena alasan teknis. Konser BMTH di Jakarta hanya memainkan 11 lagu dari 19 yang dijanjikan, mengecewakan penggemar setia.

Gema protes dan amukan penonton terdengar, menunjukkan kekecewaan mereka terhadap promotor, Ravel Entertainment. Venue BCIS tidak memenuhi standar, akustik kurang mendukung musik BMTH, dan harga tiket terlampau mahal tanpa memenuhi ekspektasi.

Manifestasi lirik AmEN! terwujud dalam kekacauan konser BMTH. Mereka berhenti tanpa pamit, penonton merangsek panggung, protes tak digubris, hingga kabar barang band kena jarah.

Konser BMTH di Jakarta menjadi pemandangan kacau di tengah upaya Indonesia mendapatkan kepercayaan dunia untuk ajang internasional. Sebuah akhir yang tak terduga untuk malam yang seharusnya dipenuhi euforia dan kenangan indah.

0 Komentar