KURASI MEDIA – Pada awal perdagangan pekan ini, Senin (30/10/2023), rupiah menguat terhadap dolar AS dengan nilai tukar dolar mencapai Rp15.916,5 per dolar AS. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, rupiah mengalami penguatan sebanyak 22 poin pada pembukaan perdagangan. Di akhir perdagangan Jumat (27/10/2023), rupiah mengalami pelemahan sekitar 19 poin atau 0,12 persen.
Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, rupiah masih memiliki potensi untuk melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Hal ini dikarenakan masih adanya kekhawatiran terkait eskalasi konflik di Timur Tengah, ditambah dengan antisipasi pasar terhadap rapat kebijakan moneter bank sentral AS minggu ini. Ariston juga mencatat bahwa harga emas spot telah melampaui ambang psikologis 2.000 dolar AS, menunjukkan bahwa investor masih cenderung menghindari risiko dengan mengalihkan investasi ke aset aman atau safe haven.
Lebih lanjut, Ariston menyebut bahwa bank sentral AS akan mengumumkan kebijakan moneter mereka pada Kamis dini hari. Harapan pasar terkait kenaikan suku bunga di AS masih tetap kuat, karena inflasi AS belum turun ke level target 2 persen.
Baca Juga:Harga Emas Hari ini Mengelami Penurunan Hingga 1000Strategi Diet yang Efektif untuk Mencapai Tujuan Kesehatan
Sementara itu, pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, memperkirakan bahwa rupiah masih akan mengalami tekanan dari dolar AS. Hal ini disebabkan oleh data ekonomi AS yang terus menunjukkan kekuatan. Namun, ia juga memproyeksikan bahwa pelemahan rupiah tidak akan terlalu signifikan karena investor masih menunggu hasil dari pertemuan pejabat bank sentral AS.
Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.850 hingga Rp15.950 per dolar AS dalam perdagangan hari ini. Sementara Ariston memproyeksikan bahwa rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp15.965 hingga Rp16.000 hari ini, dengan level support di sekitar Rp15.880 hingga Rp15.900.