Nilai Tukar Rupiah Hari ini Lemah Lesu

0 Komentar

KURASI MEDIA – Pada awal perdagangan Kamis (21/12/2023), nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami pelemahan, mencapai Rp15.526 per dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini sebesar 15 poin atau 0,10 persen dibandingkan penutupan Rabu (20/12/2023) yang berada di level Rp15.511 per dolar AS.

Ariston Tjendra, seorang Pengamat pasar keuangan, menyatakan bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk menguat terhadap dolar AS sepanjang hari ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya harapan terkait pemangkasan suku bunga acuan AS.

Menurut Ariston, potensi penguatan rupiah dapat mencapai kisaran Rp15.450 hingga Rp15.480 per dolar AS, dengan resisten potensial di sekitar Rp15.530 per dolar AS.

Baca Juga:Harga Emas Hari ini Turun Tipis TipisManfaat Air Lemon untuk Daya Tahan Tubuh

Peningkatan Indeks keyakinan konsumen Amerika Serikat pada bulan Desember juga menjadi faktor yang memengaruhi pasar. Data terbaru menunjukkan kenaikan Indeks Conference Board menjadi 11,07 pada Desember, dibandingkan dengan revisi November sebesar 101.

Ariston menyoroti bahwa data-data seperti tingkat keyakinan konsumen dan penjualan rumah existing yang melampaui ekspektasi pasar turut berperan dalam dinamika pasar.

Survei CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas 100 persen bahwa suku bunga acuan the Fed akan dipangkas pada bulan Mei, meningkat dari sekitar 96 persen sebelumnya.

Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi AS, terutama tenor 10 tahun, juga menurun ke kisaran 3,8 persen dari sebelumnya 3,9 persen. Ariston menyatakan bahwa ini mencerminkan harapan pasar terhadap penurunan suku bunga di masa mendatang.

Ariston mengakui bahwa jika data ekonomi AS terus positif, ini dapat menurunkan ekspektasi pasar terkait waktu pemangkasan suku bunga acuan AS, yang pada gilirannya dapat mendukung penguatan dolar AS.

elain itu, ia memproyeksikan bahwa Bank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6 persen, mengingat risiko ketidakpastian global yang masih tinggi dan kebijakan the Fed yang belum menunjukkan kepastian terkait pemangkasan suku bunga.

Ariston berpendapat bahwa hasil kebijakan moneter BI mungkin tidak akan signifikan memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

0 Komentar