KURASI MEDIA –Â Tokyo Motor Show, yang dikenal sebagai Japan Mobility Show, akan dimulai pekan ini dengan target untuk mendapatkan 1 juta pengunjung. Produsen mobil Jepang, seperti Toyota, Honda, dan Nissan, sedang berusaha untuk membuktikan komitmen mereka dalam mengembangkan mobilitas netral karbon dan merevolusi siklus transportasi.
Mereka akan memamerkan konsep-konsep kendaraan listrik (EV) sebagai bukti bahwa mereka siap dan mampu menghadirkan mobil bertenaga baterai di jalan-jalan Jepang dalam waktu dekat.
Meski kendaraan bertenaga baterai hanya menyumbang 1,5% dari penjualan mobil baru di Jepang pada tahun 2022, produsen mobil Jepang berharap untuk mengikuti jejak China yang berhasil menjual hampir satu dari lima mobil baru sebagai mobil listrik baterai.
Baca Juga:Rice Robotics, Robot AI Serbaguna yang Bisa BerpatroliCara Mengatasi Stres agar Pikiran Rileks
Namun, mereka menghadapi tantangan meningkatnya biaya energi dan tenaga kerja, serta kekhawatiran akan kesulitan menjual mobil di Jepang. Industri otomotif membutuhkan dukungan untuk pertumbuhan ekonomi negara.
Tokyo Motor Show kali ini juga memberikan kesempatan bagi produsen mobil non-Jepang untuk memperkenalkan kendaraan listriknya di Jepang. Meskipun Mercedes-Benz, BYD, dan Hyundai telah memulai penawaran mobil listrik sepenuhnya di Jepang, penjualan awal masih menunjukkan progress yang lambat.
Potensi merek Cina seperti BYD untuk tumbuh di Jepang masih terbatas menurut analis otomotif Bloomberg Intelligence.
Pameran kali ini juga menjadi ajang bagi produsen mobil Jepang untuk memperkenalkan strategi bisnis mereka dalam memasuki era mobil listrik. Merek mewah Toyota, Lexus, akan memperlihatkan mobil konsep bertenaga baterai-listrik yang menjadi fokus strategi elektrifikasi mereka.
Nissan juga akan memperlihatkan empat konsep EV dengan desain yang unik dan bersudut tajam. Honda, Subaru, dan Suzuki juga akan memamerkan konsep mobil listrik mereka.
Secara keseluruhan, produsen mobil Jepang bertekad untuk meningkatkan produksi mobil listrik dan mengurangi emisi produk mereka. Namun mereka menghadapi persaingan dengan BYD dan Tesla, yang belum memiliki model bervolume tinggi yang dapat bersaing. Kendaraan semacam itu diperkirakan akan memasuki pasar pada tahun 2025.
Sumber: Scmp