Review Film Interstellar: Perpaduan Brilian Antara Karya Seni dan Fakta Sains, Bikin Kita Mikir Keras!

Review film Interstellar: Perpaduan Brilian Antara Karya Seni dan Fakta Sains
Film Interstellar bukanlah sekadar film biasa; ia menjadi bukti bahwa seni dan sains dapat bersatu dengan harmonis.
0 Komentar

KURASI MEDIA – Film Interstellar bukanlah sekadar film biasa; ia menjadi bukti bahwa seni dan sains dapat bersatu dengan harmonis. Melalui eksplorasinya terhadap relativitas waktu, film ini mampu membuka wawasan kita terhadap konsep bahwa waktu dapat bergerak dengan tingkat kecepatan yang berbeda.

Dalam satu jamnya yang setara dengan tujuh tahun di Bumi, Interstellar tidak hanya menghibur tetapi juga memprovokasi pemikiran kita tentang alam semesta. Ketenaran film ini tidak hanya berdasarkan cerita yang brilian, tetapi juga pada akurasi ilmiah yang diusungnya. Sebuah buku berjudul “The Science of Interstellar” yang ditulis oleh Kip Thorne, seorang fisikawan pemenang Nobel, membahas secara ilmiah fenomena-fenomena yang kita saksikan dalam film ini.

Thorne, seorang teman dekat ilmuwan jenius seperti Stephen Hawking, bekerja sama dengan sutradara terkenal Christopher Nolan untuk menciptakan karya yang tidak hanya jenius dari segi cerita, tetapi juga memiliki ketepatan ilmiah yang luar biasa. Kolaborasi ini menghasilkan tidak hanya sebuah film, tetapi juga karya seni yang terinspirasi oleh rumus-rumus ilmiah.

Baca Juga:Cara Hasilkan Uang Lewat Canva: Strategi dan Peluang untuk Sukses di Dunia Online5 Rekomendasi Laptop Unggulan di Harga Rp4-5 Jutaan, Cek di Sini!

Salah satu momen puncak dalam Interstellar adalah penampilan lubang hitam bernama Gargantua. Uniknya, visualisasi ini bukanlah hasil dari imajinasi semata, melainkan didasarkan pada rumus gravitasi Einstein yang diubah oleh Thorne. Thorne dan timnya mensimulasikan rumus ini di dalam komputer, menciptakan gambar-gambar yang kita saksikan di layar.

Melalui rumus ini, Thorne berhasil menciptakan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya—memvisualisasikan lubang hitam dari rumus aslinya. Ini bukanlah gambar yang diambil dari buku atau imajinasi, tetapi sebuah pencapaian ilmiah yang nyata. Bagi mereka yang penasaran, jurnal ilmiah Thorne tentang simulasi lubang hitam ini dapat diunduh, membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam.

Interstellar bukan hanya sekadar film populer; ia telah menjadi bahan kajian di berbagai kalangan ilmuwan. Sebagai referensi untuk pemahaman ilmiah di balik fiksi ilmiah, film ini bahkan dapat diunduh secara gratis di beberapa negara, menyajikan sains di balik fiksi sebagai hiburan yang mendidik.

Namun, bagaimana sebenarnya lubang hitam ini mempengaruhi waktu, membuat satu jam setara dengan tujuh tahun di Bumi? Untuk memahaminya, kita perlu memahami dua konsep utama yang selalu disorot dalam film ini: gravitasi dan relativitas.

0 Komentar