Ternyata Daun Kelor Bisa Jadi Alernatif Makanan yang Bergizi untuk Cegah Stunting 

Ternyata Daun Kelor Bisa Jadi Alernatif Makanan yang Bergizi untuk Cegah Stunting 
Ternyata Daun Kelor Bisa Jadi Alernatif Makanan yang Bergizi untuk Cegah Stunting 
0 Komentar

KURASI MEDIA – Daun kelor yang bergizi tinggi dan kaya akan vitamin seharusnya bisa menjadi pilihan makanan untuk memperbaiki kondisi gizi anak, terutama yang mengalami stunting, menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. Andree Hartanto, Sp.OG.

“Penelitian menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kalsium empat kali lebih tinggi dari susu dan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk, jika dibandingkan per seratus gramnya,” kata Andree dikutip dari Antara, Selasa (31/10/23).

Selain kaya vitamin dan kalsium, dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu mengatakan daun kelor memiliki kadar protein nabati tertinggi dari semua sayuran dan kaya akan kalsium, vitamin C, vitamin B, dan zat besi, serta banyak jurnal ilmiah yang membuktikan manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh, terutama untuk memperbaiki gizi anak yang mengalami stunting, kata Andree.

Baca Juga:Begadang dan Jarang Olahraga Jadi Faktor Penyebab Stroke? Ini Kata Dokter!Tips Membuat Konten Agar Banyak Viewersnya, Ini Menurut Pakarnya!

“Walaupun tidak ada susu sapi, Tuhan menciptakan kelor yang tinggi kalsium dan vitamin D,” katanya.

Daun kelor juga sangat bermanfaat bagi ibu hamil karena makanan ini dapat meningkatkan zat besi sebelum dan selama kehamilan serta selama menyusui, sehingga menurunkan risiko anak stunting.

Namun, Andrée menjelaskan bahwa mengonsumsi daun kelor saja tidak cukup untuk memulihkan kesehatan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan.

Para ibu juga harus memastikan bahwa anak-anak mereka mengonsumsi cukup protein hewani dan protein nabati lainnya secara seimbang.

Selain itu, mengatasi stunting juga membutuhkan strategi yang komprehensif, tidak hanya memastikan anak-anak mengkonsumsi makanan bergizi, kata Andrée.

Kasus stunting di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 21,6 persen kasus dari populasi anak di bawah 5 tahun, dibandingkan dengan 24.4 persen setahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, pemerintah menargetkan untuk mengurangi jumlah kasus stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.

0 Komentar