Sensasi ini dapat bervariasi dari yang ringan hingga yang lebih intens, tergantung pada preferensi individu. Meskipun terlihat ekstrim, penggunaan bahan-bahan khusus ini biasanya aman jika digunakan dengan hati-hati.
Perbedaan Konduktivitas Kulit
Kulit manusia memiliki tingkat konduktivitas listrik yang bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Orang dengan kulit yang lebih lembap cenderung memiliki konduktivitas yang lebih tinggi, sedangkan orang dengan kulit yang lebih kering memiliki konduktivitas yang lebih rendah.
Ketika dua orang dengan perbedaan tingkat konduktivitas kulit bersentuhan, terjadi perpindahan listrik yang bisa menciptakan sensasi tersetrum.
Baca Juga:Rekomendasi Hp untuk Penggemar Videografi dengan Kualitas Kamera Terbaik6 Rekomendasi Laptop untuk Mahasiswa, Cek Sekarang Disini!
Oleh karena itu, orang dengan kulit yang lebih kering cenderung lebih rentan mengalami sensasi ini daripada orang dengan kulit yang lebih lembap.
Faktor Lingkungan
Selain elektrostatik dan perbedaan muatan listrik, faktor lingkungan juga dapat berperan dalam terjadinya sensasi tersetrum saat bersentuhan dengan orang lain.
Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah kelembaban udara, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Selain itu, keberadaan bahan-bahan konduktif di sekitar dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya sensasi tersetrum.
Misalnya, jika seseorang bersentuhan dengan benda-benda logam yang dapat menghantarkan listrik, maka kemungkinan tersetrum akan lebih tinggi.
Sensitivitas Kulit
Sensitivitas kulit seseorang juga dapat memengaruhi seberapa intens sensasi tersetrum yang mereka rasakan saat bersentuhan dengan orang lain.
Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap sensasi ini daripada yang lain. Sensitivitas kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan pengalaman sebelumnya.
Baca Juga:Mudah dan Cepat! Resep Nasi Kuning Rice Cooker Ayam Suwir SerundengModel Patricia Gouw Debut Akting dalam Original Series ‘Bestie 2’, Ceritakan Apa?
Mungkin ada individu yang mengalami sensasi tersetrum secara lebih intens atau lebih sering daripada orang lain karena sensitivitas kulit mereka yang tinggi. Sebaliknya, ada juga yang mungkin hampir tidak pernah merasakan sensasi ini.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga dapat memainkan peran dalam pengalaman sensasi tersetrum saat bersentuhan dengan orang lain.
Stres, kecemasan, atau emosi kuat lainnya dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sensasi ini. Ketika seseorang dalam keadaan emosi tinggi, tubuhnya cenderung lebih responsif terhadap stimulus eksternal, termasuk sensasi tersetrum.
Selain itu, harapan atau antisipasi seseorang terhadap bersentuhan dengan orang lain juga dapat memengaruhi pengalaman mereka.