Tips Merawat Kain Tradisional Agar Tidak Cepat Lusuh dan Awet Warnanya

Tips Merawat Kain Tradisional Agar Tidak Cepat Lusuh dan Awet Warnanya
Tips Merawat Kain Tradisional Agar Tidak Cepat Lusuh dan Awet Warnanya
0 Komentar

KURASI MEDIA – Setiap pulau di Indonesia kaya akan budaya, memproduksi kain tradisional dan melestarikan proses pembuatannya yang diwariskan secara turun-temurun.

Seperti kebiasaan masyarakat Batak, mereka sering mewariskan kain tradisional kepada setiap generasi untuk digunakan dalam berbagai acara adat.

Hal ini diakui oleh Kerri na Basaria, pendiri dan CEO Tobatenun, di mana orang Batak sering memiliki lemari penuh dengan kain tradisional yang sudah berusia puluhan tahun.

Baca Juga:Xiaomi 13T Hadirkan Leica dalam Bentuk Software dan Hardware, Segini Harganya!Kenali Gejala Osteoporosis yang Rentan Bisa Berdampak Pada Tulang Panggul

Ia pun memberikan tips dan trik bagaimana cara merawat kain tradisional untuk menjaga keawetan dan warnanya, terutama jika kain tersebut menggunakan bahan alami.

“Tekstil alami tidak bisa dicuci dengan mesin cuci, tapi hanya bisa dicuci dengan air dingin. Biasanya sampo atau sabun bisa digunakan,” kata Kerri dikutip dari Antara, Selasa (24/10).

Selain itu, jika ingin menggunakan detergen, Kerri juga mengingatkan untuk tidak menggunakan detergen untuk mencuci pakaian biasa, tetapi bisa menggantinya dengan detergen organik.

Sedangkan untuk menjemur kain yang menggunakan warna alami, sebaiknya tidak terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan warna aslinya memudar.

“Lebih baik diangin-anginkan karena pewarna alami atau tenun yang terkena sinar matahari langsung bisa memudarkan warnanya,” jelas Kerri.

Jika Anda ingin menyetrika, gunakan suhu sedang atau jangan terlalu panas. Pada saat yang sama, kain tenun juga harus disimpan agar awet di tempat yang kering dan bebas lembab, karena kain dengan pewarna alami cenderung menimbulkan bau dan mengundang serangga.

Di sisi lain, Kerri mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kain tradisional seperti tenun mulai dilirik oleh masyarakat Indonesia yang mulai mengenal kain wastra, meski belum sepopuler batik Sumba dan kain ikat yang baru “naik daun” di Tanah Air dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Ini Perbedaan Fashion Ala Milenial dan Gen ZIntel Resmi Luncurkan Prosesor Desktop Core 14th, Cocok Untuk Gamers?

“Tenun semakin berkembang, jadi itu yang kita lihat, tren tenun terus berkembang, mungkin orang Indonesia ingin mengeksplorasi lebih banyak wastra Indonesia,” katanya.

Dalam Jakarta Fashion Week 2024, ia dan Tobatenun, melalui tema desain “Masa Rani”, ingin memperkenalkan tenun dari Karo, Sumatera Utara agar lebih dikenal luas dan menunjukkan bahwa kain tradisional yang nyaman digunakan sehari-hari dengan bahan katun dan linen 100%.

0 Komentar