Tujuannya adalah untuk membantu korban Palestina yang terdampak perang Arab-Israel pada tahun 1963. Kemudian, pada tahun 1987, mereka mendirikan Hamas di Gaza, dekat awal Intifada pertama, yang merupakan pemberontakan terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina. Pemimpin pertama mereka adalah seorang imam bernama Sheikh Ahmed Yasin.
Kelompok ini mulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir dan kemudian membentuk sayap militer yang disebut Brigade Izz al-Din al-Qassam. Brigade ini memiliki tujuan melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel demi membebaskan Palestina.
Hamas memiliki pendekatan yang berbeda dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang lebih sekuler dalam menghadapi konflik ini. Mereka menolak upaya untuk menyerahkan sebagian wilayah Palestina kepada Israel.