KURASI MEIDA- Bantuan kemanusiaan telah tiba di Gaza dalam dua gelombang pengiriman pada akhir pekan. Ini merupakan bantuan pertama yang sampai di Gaza sejak Israel mulai melakukan serangan udara setelah insiden infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober.
Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan karena Israel telah memotong pasokan makanan, bahan bakar, air, dan listrik sebelum melancarkan kampanye pengeboman. Lebih dari 5.000 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, kehilangan nyawa dalam serangan udara Israel.
Beberapa negara dan organisasi telah berkontribusi dengan bantuan. Rwanda, misalnya, telah mengirimkan 16 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza. Uni Eropa juga telah meluncurkan jembatan udara dan meningkatkan bantuannya ke wilayah tersebut.
Baca Juga:5 Rekomendasi Hp yang Memiliki RAM Tinggi untuk Menyimpan Banyak AplikasiDolar Menurun Hari ini, Rupiah Berkesempatan Menguat 48 Poin
Namun, beberapa negara Uni Eropa, termasuk Jerman, Denmark, dan Swedia, telah menangguhkan bantuan mereka sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas ke Israel.
Sebagai tambahan, lebih dari 200 truk yang membawa sekitar 3.000 ton bantuan telah ditempatkan di dekat persimpangan di sisi Mesir, menunggu persetujuan dari Israel untuk memasuki Gaza.
Namun, perwakilan UNICEF di Mesir, Jeremy Hopkins, menyatakan bahwa jumlah bantuan yang telah masuk masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Gaza. Diperlukan sekitar 100 hingga 200 truk yang masuk setiap hari untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza.
Bantuan yang telah dikirim termasuk pasokan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), makanan, dan air minum dalam kemasan. Namun, bahan bakar, yang penting untuk menghidupkan generator di rumah sakit, belum termasuk dalam bantuan tersebut.
Para dokter dari satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza telah memperingatkan bahwa mereka kehabisan bahan bakar dan mungkin terpaksa harus ditutup.
Meskipun bantuan yang telah masuk merupakan langkah positif, jumlahnya baru mencakup sekitar 4 persen dari rata-rata harian yang dibutuhkan sebelum terjadinya konflik. Bantuan ini masih jauh dari memenuhi kebutuhan mendesak yang dihadapi oleh warga Gaza saat ini.