KURASI MEDIA – Orang kaya akan menghadapi penilaian terpanjang di padang mahsyar setelah tiba saat hari kiamat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menceritakan nasib orang-orang kaya saat berada di pintu surga. Tak seperti mereka yang mengalami kesulitan finansial di dunia, nasib orang kaya justru lebih sulit.
Dalam riwayat Ibnu Majah, diungkapkan bahwa orang kaya harus ‘mengantri’ masuk surga selama 500 tahun lamanya. Sebaliknya, orang miskin akan masuk surga lebih dulu, dan jika ada yang dulunya kaya, mereka akan berada di belakang orang-orang miskin tersebut.
Fenomena ini terjadi karena orang kaya di dunia mendapat kemudahan dan kenikmatan duniawi seperti harta, kekayaan, dan makanan lezat. Sebaliknya, orang miskin harus berjuang keras dalam kehidupan mereka. Sabda Rasulullah SAW menyatakan, “Orang-orang beriman yang fakir miskin akan masuk surga setengah hari lebih awal, yang setara dengan 500 tahun lamanya daripada orang kaya” (HR Ibnu Majah).
Baca Juga:Download Kartu Keluarga Online dengan Cepat dan Mudah!Cara Dapat Uang Tanpa Ribet dengan Aplikasi Penghasil Uang Terpercaya Dots Dots
Hadis ini mengandung pelajaran penting tentang pentingnya tidak meremehkan orang yang menghadapi kesulitan finansial dari Allah SWT. Bagi mereka yang diberi rezeki melimpah, kewajiban untuk membantu orang yang sedang kesulitan menjadi sangat besar.
Seringkali, orang miskin dianggap remeh dan dihina oleh banyak orang karena keadaannya. Namun, hadis ini juga tidak berarti bahwa menjadi kaya adalah hal yang buruk atau bahwa menjadi miskin adalah kewajiban.
Tentang kriteria orang miskin yang masuk surga lebih dulu, para ulama memberikan penjelasan. Orang miskin yang dimaksud dalam hadis ini adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka.
Namun, yang lebih penting, mereka tetap sabar dan tidak terjerumus ke dalam dosa besar atau perbuatan maksiat, baik itu secara lahir maupun batin. Alhafiz Kurniawan dari Lembaga Bahtsul Masail NU menjelaskan bahwa kriteria orang miskin dalam hadis ini tidak hanya terbatas pada ketiadaan materi, tetapi juga mencakup iman yang kuat dan semangat hidup yang tidak pernah pudar.
Dengan demikian, hadis ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap individu tanpa memandang status sosial atau kekayaan materi. Semua orang, kaya atau miskin, memiliki nilai dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Wallahu a’lam.