BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Menghadapi Musim Pancaroba

BMKG Ingatkan Masyarakat untuk Menghadapi Musim Pancaroba
0 Komentar

KURASI MEDIA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan seluruh masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan bahkan hujan es berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Dia menjelaskan bahwa arah angin dapat berubah secara tiba-tiba, menyebabkan perubahan cuaca dari panas menjadi hujan, atau sebaliknya. Secara umum, pagi hari biasanya cerah, kemudian awan mulai muncul di siang hari, dan hujan dapat terjadi menjelang sore atau malam.

Dwikorita juga mengidentifikasi awan Cumulonimbus (CB) yang biasanya tumbuh di pagi hingga siang hari dengan bentuk mirip bunga kol dan berwarna ke abu-abuan dengan tepi yang jelas. Namun, menjelang sore, awan ini dapat berubah menjadi gelap, mengindikasikan potensi hujan, petir, dan angin.

Baca Juga:Perkiraan Cuaca Hari ini Dominan Cerah di Sebagian WilayahNilai Tukar Dolar Hari ini Berada di Angka Rp15.916,5

Selain itu, Dwikorita memperingatkan bahwa curah hujan dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir bandang dan tanah longsor. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati.

BMKG memprediksi bahwa awal musim hujan 2023/2024 di Indonesia akan umumnya dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2023, mencakup sekitar 68,2 persen dari total zona musim. Sementara puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2024, mencakup sekitar 55,1 persen dari total zona musim.

Dibandingkan dengan situasi normal, awal musim hujan 2023/2024 diperkirakan akan mengalami penundaan di sebagian besar zona musim di Indonesia (64%), sementara sekitar 8 persen akan tetap pada jadwal normal, dan 3 persen akan dimajukan. Sejumlah zona musim (7%) sudah memasuki musim hujan, dan sebagian kecil lainnya (2%) akan mengalami hujan sepanjang tahun. Adapun sifat hujan pada periode tersebut, sekitar 80,9 persen diprediksi normal, 9,9 persen di atas normal, dan 9,2 persen di bawah normal.

Dwikorita juga mengajak kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan institusi terkait untuk mengambil langkah mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang diperkirakan akan mengalami hujan lebih banyak dari biasanya. Selain itu, Pemerintah Daerah diharapkan dapat memperkuat edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan dan pentingnya memperhatikan peringatan dini.

0 Komentar