KURASI MEDIA – Film kontroversial “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” kembali mengukir kisah menarik dalam Jakarta Film Week 2023. Meskipun belum resmi tayang di publik, film karya Hanung Bramantyo ini berhasil mencuri perhatian penonton dengan jajaran adegan yang membuat takjub.
Film ini, yang akan segera hadir di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2023 pada akhir November, menandai kembalinya Hanung Bramantyo ke dunia perfilman. Sejumlah karya terdahulunya seperti “Catatan Akhir Sekolah,” “Lentera Merah,” dan “Ayat-Ayat Cinta” telah meninggalkan kesan mendalam, membuat penantian untuk karya terbarunya semakin dinantikan.
“Saya yakin untuk merekomendasikan film Hanung Bramantyo ini saat nanti MVP Pictures resmi merilisnya ke bioskop. Alasannya sederhana: Hanung is back!” ungkap salah seorang penonton yang menyaksikan pemutaran perdana di Jakarta Film Week 2023.
Baca Juga:Sinopsis Attack on Titan The Final Season Part 4 Merajai Layar Jepang, Akhir yang Menggetarkan!ASUS ROG Phone 8 Ultimate (2024): Revolusi Teknologi Terbaru yang Wajib Kamu Ketahui! Sensasi Luar Biasa Menanti!
“Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” menghadirkan cerita kelam seorang pelacur dengan latar belakang yang kontroversial. Adegan demi adegan mampu membangkitkan berbagai emosi penonton, membuat mereka merenung dan terlibat secara emosional.
Ifan Ismail, penulis skenario berdasarkan novel kontroversial dua puluh tahun lalu, berhasil mengeksekusi cerita dengan sangat baik. Alur maju-mundur perjalanan hidup seorang pelacur kelas kakap, Kiran, digambarkan dengan penuh ketegangan dan intensitas.
Dalam review ini, terungkap bahwa film ini mampu beresonansi dengan mereka yang pernah mengalami cerita serupa, terutama terkait kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan keagamaan. Duet Ifan-Hanung sukses menyajikan paradoks dan ironi dalam perjalanan Kiran, menjadikan film ini lebih dari sekadar hiburan.
Aghniny Haque, yang memerankan karakter Kiran, berhasil membawakan peran dengan apik. Emosi manusiawi yang dialami Kiran tersaji dengan sangat baik, membuat penonton terhubung secara mendalam dengan karakter tersebut.
Namun, tidak luput dari beberapa kritik konstruktif. Salah satu catatan adalah visual efek guntur yang dinilai masih terlihat palsu. Meskipun demikian, keseluruhan film tetap dinilai berhasil menjaga harkat dan martabat pesan cerita novelnya.
Dengan keberhasilan menjaga alur dan intensitas, “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” menjadi salah satu film yang patut dinantikan oleh pecinta perfilman Indonesia. Meski belum tayang secara luas, film ini diprediksi akan menuai berbagai respons dan tanggapan dari masyarakat Indonesia yang dikenal sentimental terkait dengan isu agama.