KURASI MEDIA – Pada awal perdagangan Rabu (8/11/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami sedikit penguatan. Mata uang Garuda dibuka pada level Rp15.620 per dolar AS, menguat sebanyak 16 poin atau 0,10 persen dari sebelumnya. Hingga pukul 09.21 WIB, rupiah telah menguat sebanyak 37 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.599 per dolar AS.
Pergerakan rupiah pagi ini berbeda dari penutupan perdagangan pada Selasa (7/11/2022), di mana rupiah melemah sebanyak 97 poin atau 0,62 persen.
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, memproyeksikan bahwa rupiah kemungkinan akan memulai perdagangan dengan stabil namun berpotensi mengalami penguatan yang terbatas. Menurutnya, investor tengah menantikan perkembangan di Federal Reserve (the Fed), di mana Ketua Dewan Gubernur, Jerome Powell, akan memberikan pidato malam ini.
Baca Juga:Cara Aktifkan Shopee Pinjam dengan Mudah dan CepatHarga Emas Anjlok Menurun Hingga Rp17.000
Sementara itu, Ariston Tjendra menyatakan bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk melemah terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan beberapa petinggi the Fed yang membuka peluang kenaikan suku bunga acuan. Gubernur the Fed, Michelle Bowman, misalnya, menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
Selain itu, data ekspor China yang dirilis pada Selasa (7/11/2023) menunjukkan penurunan lebih besar dari yang diharapkan, yang memunculkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Hal ini dapat mempengaruhi sentimen risiko di pasar keuangan dan berpotensi memperlemah rupiah.
Leong memperkirakan bahwa rupiah berpotensi bergerak dalam kisaran Rp15.600 hingga Rp15.700 per dolar AS dalam perdagangan hari ini. Sementara Ariston memproyeksikan potensi pergerakan rupiah hari ini antara Rp15.680 hingga Rp15.700, dengan potensi dukungan di sekitar Rp15.600 per dolar AS.