Hal ini menciptakan suasana “what if” yang menarik, di mana penonton diajak untuk memikirkan potensi kehancuran global dan bagaimana manusia dapat bertahan di tengah kekacauan tersebut.
Namun, seperti banyak film bencana, “2012” juga menerima kritik terkait kelebihan dramatisasi dan ketidakrealistisan beberapa adegannya. Beberapa ilmuwan dan ahli geologi telah mengomentari bahwa beberapa aspek dalam film ini tidak sesuai dengan kenyataan ilmiah.
Meskipun demikian, kita tidak bisa melupakan bahwa “2012” adalah sebuah film hiburan yang bertujuan menghibur, bukan memberikan pelajaran ilmiah yang akurat.
Baca Juga:Memperingati 33 Tahun Peluncuran, Ini Sejarah WWW!Ini Dia 3 Kelebihan dan Kekurangan Laptop Dibanding Komputer
Secara teknis, aspek produksi film ini patut diapresiasi. Efek visual yang menakjubkan dan soundtrack yang mendukung berhasil menciptakan atmosfer yang sesuai dengan tema film. Setiap adegan bencana terasa intens dan memukau, memberikan pengalaman visual yang mendalam bagi penonton.
Seiring berjalannya waktu, “2012” tetap menjadi salah satu film bencana yang dikenang oleh penonton. Meskipun sudah berlalu beberapa tahun sejak perilisannya, ketegangan dan kesan visual yang dihasilkan oleh film ini masih mampu membuatnya relevan. Pilihan tema kiamat global juga memberikan ruang untuk refleksi tentang bagaimana manusia seharusnya merawat bumi dan bagaimana kita bersama-sama mengatasi tantangan alam.
Dalam kesimpulannya, “2012” adalah film yang sukses menciptakan pengalaman sinematik yang mendebarkan dan menghibur. Meskipun ceritanya terbilang klise, kehadiran efek visual yang memukau dan performa para pemeran membuatnya tetap layak untuk ditonton.
Bagi para pecinta film bencana dan sains fiksi, “2012” tetap menjadi salah satu pilihan yang dapat mengajak kita untuk sementara meninggalkan dunia nyata dan menyelami kiamat fiksi yang mendebarkan.