KURASI MEDIA – Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova mengatakan penguatan Rupiah disebabkan oleh data pengangguran Amerika Serikat (AS) yang meningkat 13 ribu menjadi 231 ribu dari perkiraan 220 ribu.
Nilai tukar Rupiah hari ini diprediksi menguat terhadap dolar AS di kisaran Rp15.490-Rp15.540 per dolar AS, dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni naiknya angka pengangguran Amerika.
Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Jumat (17/11/23) menguat 0.15 persen atau 24 poin menjadi Rp15.531 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp15.555 per dolar AS.
Baca Juga:Tips Buat Olahan Daging Agar Lebih Empuk, Lakukan Cara Ini!Sukses Gebrak Jakarta, Coldplay Sebut Penonton Indonesia Terbaik yang Pernah AdaÂ
Ia juga melihat sentimen dari pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden yang memberikan hasil positif.
Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah peluang pengurangan sanksi AS terhadap ekspor dan investasi China yang ke depannya akan berefek pada peningkatan volume perdagangan global.
Namun pada minggu ini, dengan memburuknya data ekonomi AS yang memburuk, Moody’s memangkas peringkat dari stabil menjadi negatif dan melemahkan prospek ekonomi AS prospek ekonomi AS, era soft-landing Negeri Paman Sam telah tiba.
Dari sentimen domestik, tidak ada yang baru kecuali neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus selama 42 hari berturut-turut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar $3.48 miliar pada Oktober 2023, menandai surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus perdagangan pada Oktober 2023 meningkat $70 juta dibandingkan dengan hasil pada September 2023 (bulan ke bulan/bulan ke bulan), tetapi dibandingkan dengan hasil pada periode yang sama di tahun 2022 Â meningkat 70 juta dolar.