KURASI MEDIA – Pabrik gandum terbesar dan satu-satunya di Jalur Gaza telah berhenti beroperasi setelah mengalami kerusakan parah akibat penembakan Israel, seorang pedagang tepung mengatakan kepada Anadolu pada hari Minggu (19/11/23).
Penutupan pabrik tersebut akan menimbulkan masalah lebih lanjut bagi masyarakat Gaza, karena Otoritas Palestina tidak diizinkan untuk mengimpor tepung di bawah perjanjian internasional dan sebagai gantinya harus membeli bahan baku yang sangat penting tersebut dari pedagang Israel.
“Jalur Gaza terikat dengan Otoritas Palestina, dan di bawah Protokol Paris, Otoritas Palestina tidak dapat mengimpor gandum secara langsung dari negara-negara penghasil gandum ke para pedagang Palestina, melainkan harus membeli gandum dari para pedagang Israel. Kami menyimpannya di sebuah gudang,” kata Awad.
Ia menggambarkan al-Salam sebagai pabrik produksi tepung terbesar di Gaza.
Baca Juga:Kejutkan Penonton, JKT48 dan SKE 48 Lakukan Kolaborasi Pertama Kalinya di Jaku Japan Festival 2023Tampil di Festival Jak-Japan Festival 2023, PHYSCHIC FEVER Umumkan Akan Tur Konser Dunia Tahun Depan
“Pabrik ini memiliki kapasitas produksi dan penyimpanan 7.000 ton, terbesar sebelum perang,” katanya.
Sejak pecahnya perang, pabrik ini telah menerima bantuan solar dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) untuk menggiling tepung dan bahan baku lainnya.
“Sebelum perang, kami memproduksi lebih dari lima jenis tepung dan pakan ternak, dan bekerja 24 jam sehari. Jam kerja mereka telah dikurangi menjadi 12 jam,” kata Awad.
Pada hari Sabtu, UNRWA mengatakan “Kurangnya pasokan, pengeboman yang terus menerus dan gangguan komunikasi membuat sangat sulit untuk memberikan bantuan kemanusiaan.”
Dalam konferensi pers Jumat, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan tidak ada toko roti yang buka di Jalur Gaza utara akibat tidak adanya bahan bakar, Hanya ada sembilan toko roti yang beroperasi di Gaza selatan, tambah dia
Program Pangan Dunia PBB (WFP) juga memperingatkan pada hari Jumat bahwa Jalur Gaza menghadapi kelaparan yang meluas.