KURASI MEDIA – Seniman batik Bali, Yi Wayan Bagus Pujana, mengatakan bahwa batik memiliki proses perendaman dalam lem setelah dicelup, yang memiliki efek penting setelah dicuci.
”Ini lengket, jadi cuci dengan air panas setelah dilepas.
Meskipun dicuci lagi, warnanya tidak akan luntur,” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (27/11/23).
Di sisi lain, Wayan berpendapat bahwa pudarnya warna pada tie-dye juga dapat dipengaruhi oleh cara pencampuran warna.
Baca Juga:Pemerintah Gaza Ungkap Israel Telah Jatuhkan 40.000 Ton Peledak Miliki Banyak Tempat Sejarah, Ini Destinasi Wisata Saat Berkunjung ke Fujian
“Tergantung bagaimana cara mencampur warnanya. Kalau terlalu kental atau terlalu encer, warnanya bisa luntur,” katanya.
Untuk memperpanjang usia pewarna batik, Wayan merekomendasikan untuk mencuci batik dengan tangan tanpa menggunakan bahan pembersih khusus.
Wayan telah berfokus pada seni lukis batik selama beberapa tahun sekarang, mengajarkan wisatawan domestik dan internasional cara membatik.
Ini berarti, seperti yang dia katakan, batik tidak diwarnai dengan cara dicelup, melainkan dilukis.
“Saya tidak mewarnainya, tapi melukisnya. Saya akan menggunakan kuas di sini. Tidak diwarnai seperti pabrik. Makanya di sini kami menyebutnya batik painting. Kami membatik, tapi kami juga menggambar. Kami menggunakan kuas. Kita pakai air,” jelasnya.
Berbicara mengenai kisaran harga, kain batik dibanderol dengan harga antara Rp100.000 hingga Rp 700.000, tergantung dari tingkat kesulitannya.
“Beberapa hal yang paling sulit adalah yang paling mahal. Ya, ini detailnya. Garis-garisnya juga penting, warna apa yang Anda pilih,” kata Wayan, menambahkan bahwa kain ikat celup adalah miliknya.