Sinopsis Film Panggonan Wingit: Kisah Hotel Angker di Semarang

Sinopsis Film Panggonan Wingit: Kisah Hotel Angker di Semarang
Sinopsis Film Panggonan Wingit: Kisah Hotel Angker di Semarang
0 Komentar

KURASI MEDIAFilm “Panggonan Wingit,” merupakan hasil karya rumah produksi Hitmaker Studios yang diproduksi oleh Rocky Soraya dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. Simak di sini Sinopsis Film Panggonan Wingit.

Judul film ini diambil dari bahasa Jawa, yang berarti tempat yang angker atau keramat, dan mengangkat kisah nyata sebuah hotel berinisial “S” yang angker di Semarang.

Sebagian besar lokasi syuting dilakukan di kota tersebut.

Sinopsis Film Panggonan Wingit

Sinopsis film ini berfokus pada sebuah kamar hotel tanpa nomor di lantai tiga, di mana setiap orang yang membukanya dan melihat sosok wanita berkulit putih dan berambut putih, dijamin tidak akan selamat.

Baca Juga:Daftar Manga Horor Terbaik yang Seru dan Bikin MerindingTablet Advan Sketsa 3 Resmi Dirilis, ini Rincian Spesifikasi dan Harganya

Wanita tersebut sering mengucapkan frasa “Telung dino, tengah wengi,” yang berarti “Tiga hari, tengah malam.” Jika ucapan ini diterima oleh orang yang membuka kamar tersebut, dalam hitungan hari mereka akan menghadapi kematian yang mengerikan saat tengah malam.

Raina (Luna Maya) dan adiknya, Fey (Bianca Hello), mewarisi hotel tersebut dari ayah mereka.

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menemukan berbagai kejanggalan di hotel, termasuk keberadaan kamar yang dipercayai dihuni oleh sosok berambut dan berwajah putih.

Nyawa mereka terancam setelah membuka pintu kamar tersebut, dan teror dari entitas tak kasat mata mulai menghantui mereka.

Raina, bersama mantan kekasihnya yang juga seorang jurnalis, Ardo (Christian Sugiono), berusaha mencari cara untuk bertahan hidup.

“Panggonan Wingit” membawa penonton ke dalam perjalanan hidup Raina yang penuh perjuangan, terutama ketika dia harus mengelola warisan ayahnya dan menghadapi situasi mistis yang mencekam.

Cerita masyarakat Semarang diintegrasikan dengan baik dalam alur film yang realistis, menunjukkan bagaimana keluarga Raina berusaha menghadapi kejadian horor demi menjaga kelangsungan bisnis mereka, meski akhirnya tanpa hasil positif.

Baca Juga:Cara Pakai Google Drive Fitur Scan Dokumen, Mudah!Huawei Watch Fit SE Meluncur, Smartwatch Murah Rp1 Jutaan yang Punya Fitur Lengkap

Unsur horor dalam film ini tidak dapat dipungkiri. Penempatan jump scare dan adegan berdarah dilakukan dengan tepat, sementara properti untuk adegan berdarah dibuat dengan detail untuk menggambarkan ketakutan yang sebenarnya.

Meskipun ada beberapa ketidakselarasan, seperti suara langkah kaki yang ditambahkan secara berlebihan, suara tangisan yang terlalu dominan, dan pemakaian maju-mundur latar waktu antarbagian film yang kurang konsisten.

0 Komentar