KURASI MEDIA – China menghadapi lonjakan kasus pneumonia yang terutama menyerang anak-anak. Peningkatan kasus wabah pneumonia ini pertama kali dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada 13 November 2023.
Dalam waktu satu minggu sejak laporan tersebut, pemerintah China mencatat 205 klaster influenza, sementara seminggu sebelumnya hanya 127 klaster yang terdeteksi.
Peningkatan kasus wabah pneumonia ini menimbulkan kekhawatiran global atas kemungkinan ancaman pandemi baru, tepat empat tahun setelah COVID-19 pertama kali muncul di China.
Baca Juga:Infinix Zero 30 Desain Mewah dan Harga Terjangkau di Rp 3 jutaan, Berikut SpesifikasinyaTips Cara Mengubah Diri Menjadi Lebih Baik
Gejala Wabah Pneumonia
Pasien yang terjangkit wabah pneumonia dilaporkan mengalami gejala
- Demam
- Kelelahan
- Batuk
- Radang Tenggorokan
- Radang Paru-Paru
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta hasil investigasi yang dilakukan oleh pemerintah China terkait penyebab wabah pneumonia ini.
Penyebab Wabah Pneumonia
Berdasarkan laporan pemerintah China, beberapa patogen pernapasan menjadi penyebab peningkatan kasus pneumonia. Â Beberapa patogen pernapasan seperti bakteri mycoplasma, influenza, RSV, adenovirus, dan COVID-19 diketahui menjadi penyebab wabah ini.
- Salah satu patogen tersebut adalah bakteri mycoplasma, yang telah menyebabkan infeksi yang lebih parah dan membutuhkan perawatan darurat. Bakteri mycoplasma ini juga sudah resisten atau kebal terhadap antibiotik, yang membuat kasus ini lebih serius dan anak-anak harus dirawat di rumah sakit.
- Selama pandemi COVID-19, kasus influenza menurun drastis karena penggunaan masker dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Namun, ketika status darurat kesehatan masyarakat dicabut oleh WHO, perilaku masyarakat kembali seperti sebelum pandemi dan mengakibatkan peningkatan kasus influenza.
- Infeksi RSV dan adenovirus juga menjadi penyebab lonjakan kasus pneumonia ini.
- Selain itu, peningkatan kasus COVID-19 juga turut terjadi di China. Infeksi virus SARS-CoV-2 ini berpotensi meningkatkan kematian pada anak-anak. Infeksi COVID-19 juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi patogen lain menyerang saluran pernapasan. Ko-infeksi antara COVID-19 dan mikoplasma merupakan yang paling umum terjadi dan bisa menyebabkan komplikasi serius.
WHO meminta konfirmasi terkait penyebab lonjakan kasus wabah pneumonia ini untuk memastikan bahwa tidak ada virus atau bakteri baru yang muncul.
Peningkatan kasus pneumonia di China yang terutama menyerang anak-anak menjadi perhatian nasional dan internasional.