KURASI MEDIA – Google DeepMind menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk meramalkan struktur lebih dari 2 juta material baru, suatu terobosan yang berpotensi untuk segera diaplikasikan dalam pengembangan teknologi dunia nyata.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal sains Nature, perusahaan AI yang dimiliki oleh Alphabet tersebut mengungkapkan bahwa hampir 400 ribu desain material yang dihasilkan dapat segera diproduksi di laboratorium.
Potensi penggunaan material tersebut meliputi pengembangan baterai dengan kinerja lebih baik, panel surya, dan chip komputer.
Baca Juga:WhatsApp Luncurkan Fitur Chat Lock untuk Meningkatkan Privasi ObrolanBansos PKH Tahap 4 Cair 2 Desember 2023 ke Pemilik Kriteria Ini
DeepMind Google melatih AI-nya menggunakan data dari Materials Project, sebuah kelompok penelitian internasional yang didirikan di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley pada tahun 2011, yang mencakup riset tentang sekitar 50 ribu material yang sudah dikenal.
“Kami berharap perkembangan signifikan dalam eksperimen, sintesis otomatis, dan model pembelajaran mesin dapat secara substansial memangkas jangka waktu dari yang sebelumnya memakan waktu 10 hingga 20 tahun menjadi sesuatu yang lebih dapat dikelola.” Kata peneliti DeepMind, Ekin Dogus Cubuk, sebagaimana mengutip dari ANTARA.
Proses penemuan dan penciptaan material baru seringkali mahal dan memakan waktu lama.
Sebagai contoh, baterai lithium-ion, yang saat ini digunakan sebagai sumber tenaga untuk berbagai perangkat mulai dari ponsel pintar, laptop, hingga kendaraan listrik, memerlukan riset selama dua dekade sebelum dapat dipasarkan.
DeepMind menyatakan niatnya untuk membagikan data mereka kepada komunitas peneliti, dengan harapan mendorong terobosan dalam penemuan material.
Kristin Persson, direktur Materials Project, mencatat bahwa industri cenderung menghindari risiko terkait peningkatan biaya, dan jika waktu dan biaya dalam penciptaan material baru dapat diperkecil, itu dianggap sebagai terobosan nyata.
DeepMind sekarang berfokus pada prediksi kemungkinan produksi material-material tersebut di laboratorium setelah menggunakan AI untuk meramalkan stabilitas mereka.