KURASI MEDIA – Matthew Perry, bintang Friends yang kita kenal dengan karakter Chandler Bing, ternyata meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang kontroversial. Bukan hanya konsumsi ketamin yang menjadi sorotan, namun juga sejumlah senyawa lain yang ikut menciptakan kisah tragis sebelum kepergiannya.
Dilaporkan oleh Page Six pada Sabtu (16/12), Matthew Perry tidak hanya terlibat dalam konsumsi ketamin, tetapi juga menjalani terapi suntik testosteron yang memicu perubahan perilaku yang signifikan. Seorang teman perempuan Perry mengungkapkan bahwa aktor tersebut menjadi mudah marah dan kasar selama beberapa pekan terakhir sebagai dampak dari terapi tersebut.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa kadar ketamin yang berlebihan memainkan peran kunci dalam kematian Perry. Namun, temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Perry juga mengonsumsi berbagai zat lain, termasuk obat opioid seperti buprenorfin yang biasanya digunakan untuk mengatasi rasa sakit dan kecanduan opioid.
Baca Juga:Willy Wonka Manjakan Penonton di Puncak Box Office: Kisah Manis Debut dan Rekor Pendapatan GlobalMengapa MatePad 11 PaperMatte Edition Layak Dibeli?
Tidak hanya itu, Perry juga tercatat mengonsumsi Tammoxifen untuk mengurangi berat badan, obat-obatan diabetes, dan bahkan permen nikotin untuk membantu mengatasi kecanduan rokok. Sebuah laporan autopsi menggambarkan bagaimana Perry sangat bergantung pada berbagai jenis obat selama bertahun-tahun untuk menjaga kualitas hidupnya.
Dalam usahanya untuk berhenti merokok, Perry disebut merokok hingga dua pak rokok dalam sehari. Asisten Perry mencatat bahwa dalam kamar tidurnya terdapat berbagai macam obat, vitamin, alat bantu pencernaan, dan berbagai bentuk pil serta tablet. Bahkan, dokter pakar ahli saraf, dr Bankole Johnson, menyatakan keheranannya atas resep obat-obatan yang disebutnya sebagai “bencana”.
“Kemungkinan besar ini adalah penggunaan ketamin untuk rekreasi,” kata Johnson. “Namun memberikan ketamin kepada seseorang yang juga menggunakan buprenorfin adalah obat yang patut dipertanyakan – sebuah resep yang benar-benar dapat menimbulkan bencana.”
Dalam memoarnya, “Friends, Lovers, and the Big Terrible Thing,” Perry mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap terapi ketamin. Dia menjelaskan pengalamannya dengan ketamin sebagai sesuatu yang seperti “dipukul di kepala dengan sekop raksasa,” meskipun dia juga mengakui efek mabuk yang sangat berat.
Selain itu, dokter anestesi Perry, dr Ataoin, juga mengungkapkan keheranannya terhadap temuan ketamin dan senyawa lain dalam tubuh Perry. Menurutnya, Perry tidak lagi memerlukan perawatan karena depresinya telah teratasi.