KURASI MEDIA – Kurs atau nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada awal perdagangan akhir pekan, Senin (18/12/2023), dengan mata uang Garuda membuka perdagangan di level Rp15.525,5 per dolar AS, demikian dilaporkan oleh Bloomberg.
Pelemahan ini mencapai 23,5 poin dibandingkan penutupan pada perdagangan sebelumnya, yaitu Jumat (15/12/2023), di mana rupiah ditutup di level Rp15.502 per dolar AS.
Hingga pukul 09.14 WIB, rupiah telah melemah 53,50 poin atau 0,35 persen menjadi Rp15.546 per dolar AS. Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar keuangan, memperkirakan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS setelah keputusan kebijakan moneter oleh Federal Reserve (the Fed) pekan lalu mungkin terhambat pada hari ini.
Baca Juga:Investor Wajib Tau, Hari ini Ada 7 Saham yang MenggiurkanJangan Pernah Main-Main dengan Obat Terlarang!
Dia merinci bahwa pernyataan dari Presiden The Fed New York, John Williams, akhir pekan lalu, dapat mempengaruhi penguatan dolar AS pada awal perdagangan pekan ini, terutama setelah mengeluarkan pernyataan yang mengurangi harapan akan pemangkasan suku bunga acuan.
Ariston juga memproyeksikan bahwa pelemahan rupiah kemungkinan akan terbatas, dipengaruhi oleh tingginya harapan pelaku pasar terhadap potensi penurunan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh the Fed. Meskipun demikian, ekspektasi ini mungkin dapat membatasi pelemahan rupiah pada hari ini.
Lukman Leong, seorang pengamat pasar keuangan, juga memprediksi pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini, dengan kisaran antara Rp15.450 hingga Rp15.550.
Hal ini disebabkan oleh pernyataan “hawkish” dari pejabat the Fed, yang merujuk pada sikap yang menunjukkan kecenderungan untuk menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat.
Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp15.530 hingga Rp15.550 per dolar AS, dengan potensi dukungan di kisaran Rp15.480 pada perdagangan hari ini.