KURASI MEDIA – Melihat seseorang menangis sering kali memicu respons emosional, tetapi sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa air mata manusia sendiri memiliki kekuatan menakjubkan.
Dilansir dari The Straits Times pada Kamis (21/12), Sebuah penelitian dari Institut Ilmu Pengetahuan Weizmann di Israel menunjukkan bahwa air mata manusia mengandung sinyal kimiawi yang dapat mengurangi aktivitas otak yang terkait dengan agresi.
Penelitian tersebut melibatkan sukarelawan yang pria, meskipun air mata yang digunakan diproduksi oleh sukarelawan perempuan yang menonton film sedih untuk memicu air mata.
Baca Juga:Jangan Coba-Coba Nonton 6 Film Liburan Ini Bareng Keluarga! Ada Adegan RanjangnyaPenjelasan Resmi Aplikasi Investasi BBH yang Viral Penipuan dengan Skema Ponzi
Penelitian ini awalnya dilakukan pada air mata perempuan, namun para penulis mencatat bahwa hasilnya mungkin tidak hanya berlaku untuk jenis kelamin tertentu.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa air mata tikus betina memiliki bahan kimia yang berfungsi sebagai sinyal sosial, mengurangi pertarungan di antara tikus jantan.
Untuk mengeksplorasi apakah efek serupa juga terjadi pada manusia, tim peneliti, yang dipimpin oleh mahasiswa Shani Agron, melakukan eksperimen dengan melibatkan 25 sukarelawan laki-laki. Mereka secara tidak sadar terpapar air mata “emosional” atau air garam, yang diperoleh dari relawan perempuan yang menonton film sedih.
Hasilnya mengejutkan, karena perilaku agresif dan hasrat untuk membalas dendam pada permainan komputer turun drastis (43,7 persen) setelah laki-laki mencium air mata. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dampak air mata pada aktivitas otak, terutama pada korteks prefrontal dan insula anterior yang terkait dengan agresi.
Meskipun manusia tidak memiliki organ vomeronasal seperti hewan pengerat, para peneliti menemukan bahwa air mata memengaruhi reseptor penciuman di cawan laboratorium.
Percobaan dengan otak yang terhubung dengan pemindai magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan bahwa efek agresif berkurang ketika laki-laki mengendus air mata.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang potensi air mata sebagai sinyal kimia untuk mencegah konflik dan agresi dalam interaksi manusia. “Mencium pipi yang berkaca-kaca” mungkin memiliki makna lebih dalam dalam berbagai budaya, mencerminkan pentingnya komunikasi non-verbal dalam mengurangi tingkat agresi.
Baca Juga:Vivo V29 5G Pilihan Ideal dengan Performa Superior dan Harga TerjangkauReview Beserta Link Download Film Siksa Neraka 2023 yang Tayang di Bioskop
Penelitian ini juga menyoroti relevansi sinyal kimia dalam mencegah agresi, terutama pada bayi di mana komunikasi verbal belum berkembang sepenuhnya.