Sejak bulan Juli 2021, Kemensetneg menyerahkan kepemilikan TMII kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, anak usaha dari perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pariwisata, yakni InJourney.
Pada Januari 2022, TMII mulai direvitalisasi sebagai bentuk persiapan untuk mendukung penyelenggaraan rangkaian acara pendukung KTT G20 Bali pada November 2022 di Jakarta. Namun, TMII masih dibuka untuk umum, hingga akhirnya ditutup sementara pada 17 Mei 2022.
Renovasi tersebut meliputi sejumlah wahana dan fasilitas, mulai dari penanganan jalan kawasan TMII, penataan area gerbang utama, renovasi joglo (Sasono Utomo, Sasono Langen Budoyo, Sasono Adiguno) dan renovasi museum.
Baca Juga:Jelang Tahun Baru, Kepadatan Kendaraan Terjadi di Ruas Jalan Bogor Menuju Sukabumi Intip Deretan Smartphone “Mid Range” yang Mendarat di Indonesia Selama Tahun 2023
Renovasi juga menyasar penataan lanskap pulau-pulau di Danau Archipelago, renovasi Museum Teater Garuda, Museum Telkom dan Keong Mas, serta struktur parkir.
Revitalisasi itu dilaksanakan melalui kolaborasi Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN.
Revitalisasi ramah lingkungan
Revitalisasi TMII mengangkat konsep “Indonesia Opera”, yang mengembalikan konsep awal TMII sebagai sinopsis dari kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, dengan melakukan penataan ulang kawasan, agar sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Tujuannya, agar pengunjung dapat langsung merasakan kemajemukan budaya Indonesia begitu masuk ke dalam TMII. Konsep Indonesia Opera juga memiliki desain yang ramah lingkungan, yaitu terdiri atas 70 persen ruang hijau dan 30 persen bangunan sesuai konsep awal di tahun 1972 sehingga ruang hijau diperluas.
Direktur Utama TMII Claudia Ingkiriwang pada Februari 2023 mengatakan TMII menghadirkan destinasi ramah lingkungan dan berkelanjutan bernama “Green TMII” guna memenuhi kenyamanan dan permintaan pengunjung akan suasana udara sejuk dan asri.
“Di kawasan TMII sebanyak 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan,” katanya.
Konsep penghijauan di TMII itu agar pengunjung–terutama yang tinggal di Jakarta yang sudah sulit menemukan area hijau bisa berekreasi dengan aman– nyaman dalam udara yang bersih.
“Semacam oasis bagi masyarakat metropolitan,” kata Claudia.
Baca Juga:Begini Kata Ahli Cara Bantu Orang yang Sedang Putus Asa Agar Tidak Mengakhiri HidupnyaSedih, UNICEF Ungkap Jumlah Anak Tewas di Tepi Barat Naik Drastis
Selain perluasan ruang hijau, TMII telah dibuat menjadi sebuah kawasan rendah emisi, di mana pengunjung sudah tidak dapat mengelilingi kawasan TMII menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Sebagai gantinya, pengunjung dapat menggunakan angkutan bebas emisi yang tersedia di dalam kawasan, seperti kereta gantung, aeromovel Garuda Kencana, dan layanan angkutan keliling (angling).