KURASI MEDIA – Cek fakta rokok jadi penyebab anak stunting di bawah ini. Permasalahan mengenai rokok dengan kesehatan masih menjadi pembahasan yang sering muncul. Terlebih lagi saat ini tengah gencar pemerintah menekan angka stunting di Indonesia.
Stunting merujuk pada kondisi dimana tinggi badan anak kurang dari tinggi badan rata-rata anak seusianya, menandakan gangguan pertumbuhan pada anak.
Penyebab utama stunting adalah asupan nutrisi yang kurang selama masa pertumbuhan anak.
Baca Juga:Apakah Periksa USG Kehamilan Bisa Gratis Pakai BPJS? Ini Caranya!Banyak Konsumsi Ini, Siap-Siap Diabetes Menyerang
Banyak orang tidak menyadari soal tinggi badan anak yang kurang, ternyata bisa menjadi indikator terdapat masalah gizi kronis.
Namun benarkah pengaruh rokok juga bisa menjadi penyebab anak stunting?
Dampak Rokok terhadap Kasus Stunting
Dilansir dari laman Kemenkes, menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Endang Sumiwi, merokok memiliki dampak negatif yang dapat memperburuk kesehatan seseorang, khususnya anak-anak yang berpotensi mengalami stunting.
Pernyataan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada tahun 2018.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak balita yang tinggal bersama orang tua perokok memiliki pertumbuhan tubuh yang kurang sebanyak 1,5 kg dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal bersama orang tua yang bukan perokok.
Penelitian juga menemukan bahwa 5,5% dari balita yang tinggal bersama orang tua perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stunting.
Direktur Jenderal Endang menyatakan bahwa angka stunting di Indonesia masih tinggi, dengan tingkat di atas 20% menurut standar WHO, dan Indonesia sendiri masih mencatatkan angka 21%.
Ia menekankan bahwa paparan asap rokok bagi balita di rumah menjadi salah satu hambatan dalam upaya menurunkan angka stunting.
Baca Juga:Peran MPASI Cegah Stunting, Ini Kandung Gizi Penting dalam MPASIDimana Nonton Film Argylle 2024 Terbaru di IMAX? Cek Sinopsis dan Jadwalnya
- Endang berharap bahwa keluarga-keluarga di Indonesia dapat mengalihkan pengeluaran mereka dan memprioritaskan belanja mereka bukan untuk membeli rokok.
Berdasarkan data dari Global Adult Tobacco Survey, sekitar Rp. 382.000 per bulan dihabiskan untuk pembelian rokok dalam keluarga. Ia menyarankan agar uang tersebut dialihkan untuk membeli protein hewani yang sangat penting bagi pertumbuhan anak-anak guna mencegah stunting.
Menurut dr. Endang, para orang tua dapat memberikan kontribusi dalam pencegahan stunting dengan tidak merokok dan lebih baik menggunakan uangnya untuk membeli sumber protein hewani seperti telur.