KURASI MEDIA – Sebuah fenomena baru muncul dalam dunia digital, sebuah aplikasi yang menawarkan investasi dengan iming-iming profit besar, muncul dengan nama Mahindra.
Namun, pertanyaannya, apakah Mahindra benar-benar menjadi pengganti Smart Wallet seperti yang diklaim?
Peluncuran aplikasi ini pada 29 Maret 2024 menimbulkan kecurigaan, terutama ketika muncul di grup Facebook Smart Wallet. Tapi Mahindra tidak sendirian, ada juga beberapa lainnya seperti Uvi, dan beberapa lainnya yang belum jelas namanya seperti Metaforce.
Baca Juga:Viral! Demo Rumah Anggota Dewan di Jombang Akibat Skandal Smart Wallet, Ini HasilnyaInformasi Terbaru PKH Tahap 2 Cair Serentak di Bank BRI
Apa yang membuat Mahindra menonjol adalah serangkaian tindakan ‘gencar’ mereka dalam mencari anggota baru.
Grup yang sebelumnya hanya membahas Smart Wallet tiba-tiba dipenuhi dengan berbagai tautan yang mengarah ke platform lain. Ini menjadi pertanda bahwa mereka sedang berusaha keras menarik minat orang untuk bergabung.
Namun, jika kita mengamati lebih jauh, Mahindra sebenarnya hanya memiliki keterkaitan yang samar dengan Mahindra Motors, perusahaan otomotif terkemuka asal India.
Situs web mereka, meskipun menggunakan nama Mahindra, sebenarnya hanya berisi sedikit informasi tentang mobil dan lebih mirip dengan platform berbagi informasi.
Ini bukan kali pertama kita melihat modus operandi seperti ini dalam permainan uang. Seringkali, platform semacam ini mengambil nama perusahaan terkenal dan memindahkan semua informasi serta sejarahnya ke situs palsu mereka.
Mereka berusaha menarik korban dengan iming-iming investasi yang menggiurkan tanpa memberikan kejelasan mengenai jenis investasi yang ditawarkan.
Pendaftaran di platform semacam ini seringkali membutuhkan nomor telepon asli, yang bisa berujung pada penyalahgunaan data pribadi di masa depan.
Baca Juga:Terbaru! Bantuan Sosial PKH & BLT, Ribuan Keluarga Dapat Bantuan Tunai dan BerasBansos BPNT Tahap 3 Tahun 2024 Siap Cair! Simak Cara Mudah Cek Penerima dan Tips Lolos Verifikasi
Risiko yang lebih besar lagi adalah ketika korban mulai menerima transfer uang yang tidak diminta ke rekening mereka, diikuti oleh permintaan pengirimnya untuk mengembalikan uang tersebut.
Untungnya, beberapa korban tidak terburu-buru percaya begitu saja pada permintaan tersebut. Mereka melakukan verifikasi dan menemukan bahwa pengirimnya adalah perusahaan pinjaman online yang tidak memiliki kaitan dengan investasi tersebut.
Ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati terhadap investasi yang tidak jelas seperti ini.
Dalam hal ini, Mahindra adalah salah satu contoh klasik penipuan online yang menggunakan nama perusahaan besar untuk menarik perhatian. Namun, dengan kecerdasan dan kewaspadaan, kita bisa menghindari jebakan mereka.