Warga di Tasikmalaya Terjangkit Chikungunya, 20 Orang Sampai Dirawat

Ilustrasi nyamuk
Ilustrasi nyamuk menghisap darah (Jcomp/Freepik)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Puluhan warga di Kampung Cibubuhan, Desa Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya dikabarkan telah terjangkit virus chikungunya.

Melansir dari Radar Tasik.id, data terbaru menyebutkan setidaknya terdapat 20 orang warga yang telah terjangkit wabah chikungunya. Untungnya sebagian besar di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Meskipun begitu, kekhawatiran tetap membayangi warga setempat. Kondisi ini mendorong pemerintah desa untuk bertindak cepat dalam mencegah penyebaran chikungunya.

Baca Juga:Banyak Ikan Mati, Warga di Tasikmalaya Keluhkan Sungai yang Tercemar MisteriusBawa 15 Tahanan, Mobil Lapas Tasikmalaya Terguling Usai Kehilangan Kendali

Saat ditemui, Kepala Desa Sukaraja, Asep Nandang menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan tanggap darurat berupa pengasapan atau fogging di seluruh rumah warga.

“Langkah ini dilakukan sebagai upaya membasmi nyamuk penyebar virus chikungunya yang berkembang biak di lingkungan permukiman,” ujarnya dikutip Selasa (17/6/2025).

Lebih lanjutnya Asep menjelaskan bahwa pada awalnya hanya lima warga yang terinfeksi wabah chikungunya. Namun setelah kelima warga tersebut sembuh, kasus baru terus bermunculan.

Hingga total terbaru diketahui sudah mencapai lebih dari 20 warga, termasuk anak anak di dalamnya yang terjangkit penyakit chikungunya.

“Beberapa warga sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan kini sudah kembali ke rumah dalam kondisi pulih,” jelasnya.

Atas kondisi tersebut, pemerintah desa bekerja sama dengan petugas kesehatan setempat untuk mengimplementasikan langkah-langkah preventif.

Selain melakukan fogging ke rumah warga, pihak terkait juga memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Sukaraja mengenai pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Baca Juga:Dukung Energi Bersih BRI Peduli membangun PLTMH di Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten TasikmalayaCucun Ahmad Syamsurijal Terpilih Jadi Ketua Alumni IAIC Tasikmalaya, Siap Bekerja Walau Sibuk

Khususnya dengan menghilangkan potensi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti pada genangan air.

“Upaya pencegahan tidak berhenti pada pengasapan. Kami terus mengimbau warga agar memperhatikan kebersihan lingkungan, terutama di area yang rawan genangan air,” kata Asep.

Salah serorang warga bernama Dedeh, menjelaskan bahwa dirinya dan empat anggota keluarganya sempat terinfeksi wabah chikungunya.

Dirinya mengaku merasakan nyeri sendi yang luar biasa, bahkan lebih dari sekadar rasa pegal pada umumnya.

“Sekarang setelah sekeluarga sembuh, tetangga sekitar mulai menunjukkan gejala serupa dan telah mendapatkan perawatan di puskesmas,” jawabnya.

Sebagai tambahan, chikungunya menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Gejala utamanya, berupa rasa nyeri yang hebat pada persendian sehingga menggangu aktivitas harian masyarakat. (*)

0 Komentar