KURASI MEDIA – Peristiwa longsor terjadi di area Galian C, tepatnya di RW 10 Karang Anyar Kedung Jumbleng, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, pada Rabu pagi (18/6) sekitar pukul 08.00 WIB.
Dalam kejadian nahas ini, lima orang pekerja menjadi korban. Tiga orang berhasil selamat, sementara dua lainnya masih tertimbun material longsoran.
Tiga orang berhasil selamat, sementara dua lainnya masih tertimbun material longsoran.Kedua korban tewas diketahui merupakan warga setempat, mereka adalah Ryan Andrian Pamungkas (23), yang baru saja menikah, dan Dani Danara (29). Keduanya tercatat sebagai warga RT 02 RW 10 Karang Anyar Kedung Jumbleng, Kecamatan Harjamukti.
Fakta kejadian longsor tersebut di area Galian C Argaunya :
Baca Juga:Usai Dikukuhkan, PWI Kabupaten Bandung Tancap Gas Gelar Raker Persiapan OKKTelkom Perkuat Posisi sebagai Penggerak Ekosistem Digital yang Berdaya Saing Global
1.Lokasi tambang pasir tersebut sudah lama ditutup oleh Pemkot Cirebon karena dinilai membahayakan keselamatan dan merusak lingkungan. Meski demikian, masih ada warga yang nekat melakukan aktivitas penambangan secara ilegal demi alasan ekonomi.
2. Kedua korban tewas diketahui merupakan warga setempat, dan masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik lahan.
3. Lokasi galian sendiri, merupakan milik pribadi dari seorang warga bernama Pak Tari (58), yang juga tinggal di tanah milik pribadi. Digarap sendiri juga. Jadi pemilik dan para korban ini memang masih satu keluarga.
4. Meskipun aktivitas penggalian berlangsung di lahan pribadi, warga setempat mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan mengenai bahaya longsor di area tersebut. Dua minggu lalu sempat ke lokasi, pasang spanduk peringatan, dan sudah dihimbau agar berhati-hati karena ini zona rawan longsor.
Dikutip dari rakyatcirebon.id, Komandan Kodim 0614/Kota Cirebon, Letkol Inf Saputra Hakki SH MPM menyatakan, keprihatinannya atas insiden tersebut dan mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan serta tidak melakukan kegiatan di wilayah rawan bencana yang sudah dilarang.
“Saya berharap ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama. Pemerintah sudah menutup area ini bukan tanpa alasan,” ujar Saputra Hakki kepada awak media di lokasi kejadian.
Ia juga menegaskan, pihaknya akan mendukung penuh langkah-langkah penegakan hukum terhadap pelaku aktivitas penambangan ilegal yang menyebabkan bencana ini.