Klarifikasi Kang DS : Saya Tidak Menolak Barak Militer, Namun Punya Alternatif Program Magrib Mengaji

Klarifikasi Kang DS terkait program Magrib Mengaji.
Klarifikasi Kang DS terkait program Magrib Mengaji.
0 Komentar

KURASI MEDIA – Bupati Bandung Dadang Supriatna memberikan klarifikasi terkait pemberitaan di segelintir media yang memuat pernyataan tidak utuh sehingga menimbulkan salah persepsi dan menggiring opini publik yang tidak sesuai fakta.

Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung menyatakan dirinya merasa perlu menyampaikan klarifikasi atas isu dan fitnah yang sedang beredar luas terkait pernyataannya mengenai usulan program Magrib Mengaji.

“Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak menolak program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer sebagaimana digagas oleh Gubernur Jawa Barat, KDM. Bahkan, kami di Kabupaten Bandung telah menyiapkan Barak Militer di Yonif 330 Nagreg sebagai bentuk kesiapan jika langkah tersebut diperlukan,” ujar Kang DS dalam pernyataan resminya.

Baca Juga:KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung : Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan RumahGaya Komunikasi Wakil Bupati Garut, Calon Menantu KDM, Menjadi Sorotan

Namun, ia menyayangkan ada oknum wartawan yang memelintir pernyataannya dengan memotong atau menyampaikan secara tidak utuh dalam menyampaikan pernyataannya terkait usulan program Magrib Mengaji.

“Yang saya sampaikan adalah bahwa program Magrib Mengaji dapat menjadi alternatif terlebih dahulu, sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter anak-anak dan pelajar yang dinilai nakal atau bermasalah,” jelasnya.

“Kita berharap, sebelum sampai pada tahap pengiriman ke barak, anak-anak ini dapat dibina melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan dan kedekatan sosial,” tambah Kang DS.

Menurutnya, perlu kita sadari mengaji juga menjadikan anak tidak tahu menjadi tahu, tidak tahu do’a shalat menjadi tahu, dari yang asalnya keras hati menjadi lembut hati, dari nakal menjadi baik. Program ini menggunakan pendekatan agama dan binaan guru ngaji.

Dimasukkan ke barak militer juga bagus karena mendidik anak disiplin, pembentukan karakter, dan lain sebagainya yang mungkin lebih komprehensif di banding mengaji. Akan tetapi tidak akan selamanya anak berada di barak militer.

“Artinya pemda sebagai kepanjangan tangan dari provinsi siap berkolaborasi, karena mencerdaskan kehidupan bangsa baik itu spiritual, emosional, moral, kognisi, tidak bisa oleh perseorangan. Karena menjaga generasi selanjutnya adalah tugas bersama, apalagi guru dan orangtua anak,” tuturnya.

Selain itu, kata Kang DS, memang program Magrib Mengaji sudah ada sejak dulu. Namun, perlu kita ketahui bahwa ada beberapa anak yang susah ngaji di mesjid terdekat.

0 Komentar