KURASI MEDIA – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengeluarkan peringatan bahwa dukungan militer langsung Amerika Serikat terhadap Israel dapat memperparah ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang selama hampir sepekan terakhir dilanda konflik udara antara Iran dan Israel.
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergey Naryshkin, menegaskan bahwa ketegangan antara kedua negara kini telah mencapai titik paling kritis.
Ryabkov menekankan bahwa Amerika Serikat sebaiknya tidak memberikan bantuan militer langsung kepada Israel, bahkan tidak mempertimbangkan opsi seperti itu. Menurutnya, tindakan tersebut masih bersifat spekulatif, namun tetap berpotensi memperkeruh situasi. Pernyataan ini disampaikan melalui kantor berita Interfax.
Baca Juga:Perang Iran-Israel Memanas, Apa Hubungannya Dengan AS?Harga minyak Naik Tajam, Dampak Perang Iran VS Israel
Sementara itu, seorang sumber yang mengetahui dinamika internal di Washington mengungkapkan bahwa Presiden Donald Trump dan timnya tengah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk bergabung dengan Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran.
Pada Selasa, 17 Juni, Trump juga mengungkapkan melalui media sosial bahwa ia sempat mempertimbangkan untuk menyingkirkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meskipun kemudian menyatakan bahwa langkah tersebut tidak akan diambil untuk saat ini.
Adapun pada Jumat lalu, Israel melancarkan serangan udara mendadak yang menargetkan fasilitas nuklir Iran, serta sejumlah ilmuwan dan tokoh militer penting di negara itu.
Tindakan tersebut mendapat kecaman keras dari Rusia, yang menyebut serangan itu sebagai langkah ilegal dan tidak berdasar.
Sebagai respon, Iran meluncurkan rudal dan drone ke beberapa kota di wilayah Israel, menandai babak baru eskalasi konflik.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sebelumnya telah menjalin kemitraan strategis dengan Iran melalui perjanjian yang ditandatangani pada Januari, menyerukan penghentian segera permusuhan antara Iran dan Israel. (*)