Padahal, Allah SWT telah menegaskan dengan jelas bahwa tujuan penciptaan kita di dunia ini semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman-Nya di Al-Qur’an, surah Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib (jilid 28, halaman 192) menjelaskan bahwa Surah Adz-Dzariyat ayat 56 memiliki keterkaitan erat dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 55, yang menegaskan bahwa dzikir kepada Allah membawa manfaat besar bagi orang-orang beriman.
Baca Juga:Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Sahkah Berwudhu Orang Berkuku Panjang?Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Tali Persaudaraan!
Dalam tafsirnya, beliau memaparkan bahwa hakikat penciptaan manusia sesungguhnya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Segala upaya yang dikerahkan untuk mengejar cita-cita duniawi, pada akhirnya akan sirna ditelan zaman. Beliau menegaskan:
وَهُوَ أَنَّ الْخَلْقَ لَيْسَ إِلَّا لِلْعِبَادَةِ، فَالْمَقْصُودُ مِنْ إِيجَادِ الْإِنْسَانِ الْعِبَادَةُ فَذَكِّرْهُمْ بِهِ وَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ كُلَّ مَا عَدَاهُ تَضْيِيعٌ لِلزَّمَانِ
Artinya: “Yakni, bahwasanya penciptaan manusia tiada lain kecuali bertujuan untuk ibadah (kepada Allah). Maksudnya adalah bahwa ibadah-lah yang menjadi alasan diciptakannya manusia. Maka ingatkanlah mereka dengan perkara ibadah tersebut. Ajarkan pula mereka, bahwa sungguh apa yang mereka cari atau kejar (di dunia), suatu saat akan lenyap oleh masa.” Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Untuk memenuhi tujuan penciptaan kita di alam semesta ini, kita harus senantiasa memperhatikan dan menjaga ibadah sehari-hari. Baik itu ibadah wajib, seperti menunaikan shalat dan berbakti kepada orang tua, maupun ibadah sunnah, seperti bersedekah, melaksanakan shalat sunnah pada waktu-waktu tertentu, serta berdzikir di pagi dan petang.
Agama tidak melarang kita untuk mengejar cita-cita duniawi. Namun, dalam perjuangan meraihnya, kita wajib tetap memprioritaskan kewajiban ibadah sebagai wujud mengingat Allah sebagai Tuhan.
Dalam hal ini, Allah SWT mengingatkan kaum beriman agar tidak lalai mengingat-Nya karena tersibukkan oleh urusan dunia. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an, surah Al-Munafiqun ayat 9:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa saja yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,