Teks Khutbah Jumat 20 Juni 2025: Bermedia Sosial, Jaga Lisan dan Jari dari Caci Maki

Media Sosial
Ilustrasi media sosial. (Pixabay/NDesit)
0 Komentar

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QٍS Al-Hujurat: 11).

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt

Dalam Al-Qur’an, ada banyak kata yang maknanya merujuk pada makna menghina, mengolok-olok atau mencela.

Salah satunya ialah kata “As-Sukhriyah” pada ayat 11 surat Al-Hujurat tersebut. Dalam ayat, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk tidak saling menghina satu sama lain dan memanggil dengan panggilan-panggilan yang buruk, karena boleh jadi orang yang dihina lebih baik dari orang yang menghina.

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 13 Juni 2025: Jagalah Alam, Jangan Malah MerusaknyaTeks Khutbah Idul Adha 1447 H: Kurban Sebagai Sarana Mendidik Karakter Anak

Kata “As-Sukhriyah” atau mengolok-olok sebagaimana yang didefinisikan Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin ialah meremehkan dan merendahkan serta menyebutkan aib atau kekurangan (orang lain) dengan tujuan agar menjadi bahan tertawaan baik dengan perbuatan, perkataan ataupun dengan isyarat.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt Lebih lanjut, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam tafsirnya Marah Labid, juz II halaman 438, menjelaskan bahwa ayat turun untuk menegur beberapa kelompok atau individu pada masa kenabian yang suka menghina dan mencaci maki orang lain dengan sebutan yang buruk.

Ayat di atas juga merupakan penegasan dari Allah swt kepada umat manusia agar tidak saling menghina satu sama lain.

Ia menjelaskan bahwa kandungan surat Al-Hujurat ayat 11 ini mengajak kepada umat manusia agar menjaga lisannya dalam berucap sesuatu kepada sesama.

Syekh Nawawi berkata dalam tafsirnya:

وَمَعْنَى الْآيَةِ: لَا تَحْتَقِرُوْا إِخْوَانَكُمْ وَلَا تَسْتَصْغِرُوْهُمْ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ تَعْلِيْلٌ لِلنَّهْيِ، أَيْ عَسَى أَنْ يَكُوْنَ الْمَسْخُوْرُ مِنْهُمْ خَيْرًا عِنْدَ الله تَعَالَى مِنَ السَّاخِرِيْنَ، وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ

Artinya: “Kandungan ayat di atas memiliki makna: طJanganlah kalian menghina dan mengerdilkan saudara-saudara kalian sebab boleh jadi mereka yang dihina lebih baik di sisi Allah daripada yang menghina. Hal ini berlaku juga bagi kaum perempuan’.”

0 Komentar