KURASI MEDIA – Pameran pertahanan dan militer terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, Indo Defence 2024, sukses diselenggarakan pada 11–14 Juni 2025. Ajang ini menghadirkan lebih dari 1.300 perusahaan dari 55 negara dan 35 paviliun nasional, menjadikannya barometer kekuatan industri pertahanan kawasan Indo-Pasifik.
Dengan mengusung tema “Kemitraan Pertahanan untuk Perdamaian dan Stabilitas Global”, Indo Defence 2024 mencakup tiga agenda utama: forum diplomatik militer, business matching antarpelaku industri dalam dan luar negeri, serta pameran terbuka untuk publik.
Meski sempat tertunda setahun karena transisi kepemimpinan nasional pada Oktober 2024, Indo Defence ke-10 ini tetap menunjukkan gaung besarnya dan disebut juga sebagai Indo Defence 2025, menjelang perhelatan berikutnya yang telah dijadwalkan tahun depan.
🇹🇷 Turki Jadi Peserta Terbesar, ASELSAN Teken Kesepakatan Penting
Baca Juga:Menlu Iran Temui Putin, Khamenei Ancam Israel: “Mereka Sedang Dihukum Sekarang”Presiden Turki : Netanyahu Sama Saja dengan Hitler!
Turki tampil sebagai peserta terbesar dalam Indo Defence kali ini, dengan menempati paviliun negara paling luas di Hall B JIExpo Kemayoran. Beberapa nama besar industri pertahanan Turki yang hadir antara lain ASELSAN, Havelsan, dan Roketsan.
CEO ASELSAN, Ahmet Akyol, menyatakan antusiasmenya atas partisipasi Turki yang telah hadir lima kali dalam ajang ini.
“Kami sangat senang berada di sini. Dari tahun ke tahun, pameran ini semakin besar. Ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam membangun industri pertahanan nasional,” ungkap Akyol dalam wawancara khusus.
ASELSAN bahkan tidak sekadar memamerkan produk, tetapi juga menjajaki langsung kebutuhan pengguna akhir dan menjalin kemitraan strategis. Tahun lalu, perusahaan asal Turki ini mendirikan joint venture dengan Indonesia, dan tahun ini mereka resmi membuka kantor perwakilan di Jakarta.
Tiga MoU Ditandatangani, Dukung Target Pasca-MEF Indonesia
Dalam ekshibisi kali ini, ASELSAN menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU): dua dengan mitra lokal Indonesia, dan satu dengan mitra internasional. Beberapa mitra domestik di antaranya berasal dari BUMN sektor pertahanan.
“Indonesia adalah pasar besar, baik dari sisi industri maupun militer. Oleh karena itu, kami fokus membangun mekanisme produksi bersama dan transfer teknologi,” jelas Akyol.
Langkah ini mendukung agenda Pasca-Minimal Essential Force (Pasca-MEF) yang tengah dicanangkan oleh Kementerian Pertahanan RI. Fokus utamanya mencakup: pengadaan alutsista tiga matra, perawatan dan pemeliharaan, penyediaan infrastruktur militer, serta peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan personel TNI.