Suka Dapat 'Dry Text'? Ini Penyebab Orang Balas Singkat saat Chat

Ilustrasi orang membalas chat
Ilustrasi orang membalas chat (Sumber: Freepik)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Apakah Anda pernah dapat dry text? Ketika mengetik panjang dan mengharapkan respons yang sesuai ternyata dibalas hanya ‘oke’ saja.

Bagaimana ekspresi Anda jika mendapatkan jawaban sedemikian singkatnya, kesal, marah atau tidak terlalu ambil pusing?

Nah berkaitan cara membalas pesan, rupanya hal ini cukup menarik untuk dibahas dari sudut pandang psikologi.

Baca Juga:Berbahaya pada Kesehatan Tubuh, Ketahui Apa Saja Penyebab GerdPenyebab Wajah Berminyak: Mengapa Kulit Anda Terus Berkilau?

Mengutip dari media gaya hidup Inggris, Stylist, Selasa (24/6/2025) Lauren Geall mewawancarai beberapa orang yang punya kebiasaan membalas pesan di media sosial dengan cara yang buruk.

Sebutannya Bad Replier, mereka bukan cuma perkara menjawab ‘Oke’. Ada juga urusan membalas chat sangat lama atau sekadar respons biasa saja.

Secara psikologi ternyata ada beberapa sebab seorang menjawab pesan dengan buruk. Pertama, unconscious behaviour atau perilaku yang tidak disadari.

Selanjutnya ada faktor social anxiety. Seorang editor sekaligus penulis Kayleigh Dray yang juga seorang Bad Replier, mengaku ia memiliki social anxiety, dirinya kerap membaca pesan di WhatsApp lalu merasakan kecemasan dan akhirnya membalas dengan cara yang buruk.

Di sisi sebaliknya, lawan bicara hanya memberikan ‘oke’ atau jawaban seadanya lainnya. Bisa jadi salah paham, berprasangka buruk atau bahkan marah. Akhirnya terjadi miskomunikasi.

Cara menjadi Good Replier

Dr Elena Touroni, pendiri My Online Therapy menuturkan kesinukan seseorang dan kewalahan menerima banyak pesan bisa memicu perasaan cemas.

Perasaan itu membuat seseorang hanya ingin merespons pesan, di saat waktu yang dia inginkan atau bisa dengan kata-kata sederhana.

Baca Juga:Mengapa Wajah Anda Mudah Berjerawat: Penyebab dan Cara MengatasinyaGangguan Kecemasan Sosial: Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Cara Mengatasinya

Lantas bagaimana menjadi Good Replier? Dr Touroni menyebutkan yang pertama mencari motivasi untuk terkoneksi dengan orang lain.

Semua orang punya niat baik dan ingat selalu pada niat tulus ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Kedua, memahami bahwa merasa cemas merupakan hal wajar, tetapi tidak semua orang sanggup menghadapi banyak komunikasi di aplikasi perpesanan dalam satu waktu.

Inilah yang disebut sebagai perilaku digital atau digital behaviour. Kedepannya, berhentilah meminta maaf atas setiap membalas pesan.

Mulailah menjawab pesan dengan motivasi dan niat lebih baik, sehingga Anda bisa menuangkan lebih banyak kata. (*)

0 Komentar