“Memang pakai JKN itu harus sabar nunggu. Kadang orang suka marah karena terlalu lama, tapi saya ngerti kok, pasiennya banyak, semua juga pengin berobat dan sembuh. Toh kita dilayani, nggak dibedakan, sistemnya juga rapi. Yang penting saya bisa pantau status antrean dan juga jadwal tindakan cukup lewat aplikasi Mobile JKN. Jadi semua jelas tidak harus berlama-lama di rumah sakit,” ujar Asep.
Contoh lainnya ketika Asep dan istri merasakan manfaat yang sama saat mengantar anak-anaknya berobat ke puskesmas. Mereka cukup menunjukkan kartu JKN dan langsung mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan, termasuk imunisasi dan pengobatan ringan.
”Alhamdulillah, karena JKN semua proses berobat saya dan keluarga jadi dapat kepastian bisa diurus. Saya nggak bisa bayangin kalau semua itu harus bayar sendiri. Karena JKN, maka saya bisa langsung ke puskesmas, cepat ditangani dan gratis pula,” ujar Asep dengan tulus dan penuh syukur.
Baca Juga:BPJS Kesehatan Bandung Gelar Konsolidasi JKN, Tegaskan Pencegahan Kecurangan Sebagai PrioritasLindungi Kesehatan 700 Karyawan, Apep Bambang Nilai BPJS Kesehatan Bantu Perusahaan Lebih Tangguh
Saat ditanya mengenai harapannya bagi Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, bagi Asep, Program JKN adalah bentuk nyata kehadiran negara yang berpihak pada masyarakat kecil.
Ia berpesan, cukup BPJS Kesehatan tetap konsisten hadir ketika dibutuhkan masyarakat dan tak henti meningkatkan kualitas pelayanan, terutama dari sisi edukasi agar masyarakat memahami prosedur yang ada.
”Selama yang dibantu masih banyak, saya yakin niat baik dan semangat gotong royong ini nggak akan sia-sia, yang penting terus ada buat orang kecil seperti saya karena tidak semua orang sanggup bayar berobat. Saya salah satu yang bersyukur sudah dibantu negara lewat Program JKN ini,” pungkasnya