KURASI MEDIA – Menilik sejarah Museum Sri Baduga yang ada di Kota Bandung. Simak ulasan selengkapnya dalam artikel ini.
Museum yang satu ini didirikan pada tahun 1974 tahun silam. Atas gagasan Gubernur Jawa Barat saat itu, Aang Kunaefi.
Baru pada tanggal 5 Juni 1980, Museum Sri Baduga ini diresmikan sebagai Museum Negeri Provinsi Jaw Barat, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr. Daoed Joesoef.
Baca Juga:Harga Tiket Masuk Museum Geologi Bandung Terbaru 2025, Lengkap dengan Jam OperasionalnyaDaftar Museum di Bandung yang Wajib Dikunjungi, Wisata Edukasi Selama Libur Sekolah
Ternyata pada tahun 1990 tempat ini sempat berubah nama, sebelum akhirnya kembali menjadi Museum Sri Baduga.
Nama Sri Baduga sendiri diambil dari nama seorang raja kerajaan Sunda beragam Hindu, yakni Prabu Siliwangi III.
Dia diberi gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji berdasarkan isi tulisan pada Prasasti Batutulis.
Museum ini berlokasi di BKR Nomor 185, Kelurahan Pelindung Hewan Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.
Sebelumnya, bangunan ini sempat menjadi kantor Kawedanan Tegallega untuk mengurus segala urusan administasi Kota Bandung.
Dengan luas tanah 8.030 meter persegi ini, memiliki bentuk bangunan model tradisional khas Jawa Barat yaitu rumah panggung beratap suhunan panjang yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern.
Pada tahun 2002, Museum Sri Baduga dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga:Harga Tiket Masuk Taman Lalu Lintas Bandung, Jadi Pilihan di Momen Libur SekolahHarga Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung 2025 Terbaru Lengkap dengan Jam Operasional dan Fasilitasnya
Tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan pengumpulan, perawatan, penelitian, penyajian benda tinggalan sejarah alam, budaya Jawa Barat serta bimbingan edukatif kultural.
Museum Sri Baduga memiliki koleksi yang mencakup berbagai jenis artefak, lukisan, dan benda-benda bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Sunda.
Di antara koleksi uniknya adalah pakaian tradisional Sunda, alat musik tradisional, senjata kuno, kerajinan tangan, ukiran kayu, dan lukisan-lukisan berharga.
Koleksi museum yang telah dihimpun hingga tahun 2017 berjumlah 6.979 buah.
Koleksi tersebut dikelompokkan ke dalam 10 (sepuluh) klasifikasi, yaitu geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, seni rupa, keramologika, dan teknologika. (*)