Trump Bela Netanyahu dalam Tiga Kasus Korupsi Sejak 2019: "Pemimpin Hebat yang Dikorbankan Politik"

Trump Bela Netanyahu dalam Tiga Kasus Korupsi Sejak 2019: \"Pemimpin Hebat yang Dikorbankan Politik\"
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (AP/AP)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyatakan dukungannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang tengah menghadapi tiga kasus korupsi sejak 2019.

Dalam wawancara terbarunya, Trump menyebut bahwa Netanyahu adalah “pemimpin kuat dan setia pada kepentingan Israel”, dan menyatakan bahwa proses hukum yang dijalaninya merupakan bagian dari manuver politik untuk menjatuhkan pemimpin konservatif.

“Bibi (sapaan akrab Netanyahu) adalah pemimpin hebat. Mereka (oposisi) mencoba menjatuhkannya karena dia kuat. Ini bukan soal hukum, tapi soal politik,” ujar Trump, dikutip dari media lokal, Senin (30/6/2025).

Netanyahu Dihadapkan pada Tiga Dakwaan Sejak 2019

Netanyahu telah didakwa sejak 2019 atas tiga kasus korupsi utama, yakni:

Baca Juga:Israel Serang Teheran di Tengah Gencatan Senjata, Trump Marah: Akankah Pecah Kongsi?Netanyahu Ucapkan Terima Kasih pada Trump atas Bantuannya dalam Berperang

  1. Kasus 1000 – Dugaan menerima hadiah mewah senilai ratusan ribu dolar dari pengusaha.
  2. Kasus 2000 – Dugaan kesepakatan rahasia dengan pemilik media untuk pemberitaan yang menguntungkan.
  3. Kasus 4000 – Tuduhan penyalahgunaan kekuasaan untuk memberikan keuntungan regulasi kepada perusahaan telekomunikasi, dengan imbalan liputan positif.

Ketiga kasus tersebut telah memicu aksi protes massal di Israel dan mengguncang lanskap politik dalam negeri selama beberapa tahun terakhir.

Trump dan Netanyahu: Hubungan Politik yang Erat

Trump dan Netanyahu dikenal memiliki hubungan politik yang erat sejak Trump menjabat sebagai Presiden AS (2017–2021). Keduanya bekerja sama dalam sejumlah kebijakan besar, termasuk pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab dalam kerangka Abraham Accords.

Dukungan Trump kali ini dinilai sebagai pesan simbolik menjelang pemilu di AS dan dinamika geopolitik Timur Tengah yang terus memanas akibat konflik Israel–Palestina dan ketegangan dengan Iran.

Respons Publik dan Pengamat

Sejumlah pengamat menilai pembelaan Trump terhadap Netanyahu merupakan bagian dari strategi untuk merangkul pemilih konservatif dan pro-Israel di AS. Namun, kritikus menyebut bahwa campur tangan Trump dalam proses hukum di luar negeri dapat memperkeruh persepsi independensi peradilan. (*)

0 Komentar